Senin, 26 November 2018

Teruntuk Kampusku STAI AT-TAQWA

Renungan Mahasiswa

Satu bulan lebih pasca aksi Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (AMPK), lagi-lagi mahasiswa yang peduli dengan kampusnya tercinta dibuat meradang, pikiran tak karuan dan tak jarang harus menghabiskan waktu tidurnya untuk memikirkan sistem kampus yang tak jelas arah dan tujuannya. Beberapa pekan lalu setelah aksi geruduk kampus dengan upaya membawa segenap gagasan perubahan terhadap sistem yang dinilai tak berorientasi pada perkembangan kampus. Namun, nyatanya kampus tidak merespon dengan baik, terbukti Dosen nakal tetap saja berulah, pelayanan masih saja kurang membaik, KTM banyak yang tidak keluar, dan tidak ada kegiatan yang edukatif yang dilakukan oleh Organisasi Intra untuk mencerdaskan mahasiswa-mahasiswa di kampus. Aneh, lagi-lagi pihak kampus membuat arah gerakan dengan “Deklarasi Kampus Santri”.

Meradang, begitulah kira-kira respon segenap mahasiswa yang peduli akan kemajuan dan kebaikan kampusnya kedepan. Pasalnya setelah deklarasi kampus santri tak ada visi dan misi yang jelas dari kampus untuk merelevansikan dengan deklarasinya. Bingung, tak jelas harus kami tanggung sendiri akibat hal tersebut. Tak ada perubahan yang signifikan setelah hal itu dilakukan. Bahkan, moral di lingkungan kampus santri harus ternodai dengan tingkah laku mahasiswa yang berpacaran di area ini. Bagaimana mungkin sublimasi pondok pesantren harus tercemar hal yang begituan dan tidak ada tindakan yang jelas dari pihak terkait. Pertanyaannya apakah ini kampus santri yang dimaksud? Atau hanya sekedar akal-akalan agar kampus tidak dikritiki lagi oleh mahasiswa dengan dalih etika ala santri terhadap sang kiyai?.

Ibarat seseorang yang terdampar di tengah pulau yang tak berpenduduk, tulisan ini menjadi lambang atau sinyal SOS. Kadang dibaca dan kadang pula dibiarkan. Namun orang yang mau menyelamatkan dirinya sendiri dari keterdamparan di pulau kosong ini, akan menghadapi dewa wisnu pemilik pulau ini. Meski bukan pimpinan dewa tapi perannya adalah yang mahabenar diatas segala-galanya.

Tragedi 98 mungkin akan menjadi sejarah paling mengerikan dalam masa kepemimpinan Soeharto, dimana masa mulai memberontak dari segala penjuru. Kekacauan terjadi dimana-mana, inilah sebabnya jika demokrasi disetting tidak berfungsi. Elit politik yang sudah berkuasa akan menjadi pemegang hak tertinggi dalam suatu sistem pemerintahan. Seperti itulah kampus ini keadaannya. Tak ubahnya keluarga cendana yang berkonspirasi dengan dewa wishnu.

Istilah Musyawarah Mahasiswa (Musyma) untuk menetapkan sebuah produk hukum itu telah diganti perannya oleh sekelompok (lima orang) mahasiswa yang tergabung dalam organisasi intra KPUM. Dalam menetapkan calon-calon pemimpin organisasi intra itu semua ada ditangan KPUM, jadi gunanya statuta kampus adalah sebagai bumbu lelucon yang tidak menjadi bukti dasar aturan dalam sebuah organisasi. Mau menjabat apa kamu hari ini di kampus? Mau mencalonkan diri sebagai pimpinan organisasi intra? Jawabannya cukup satu tahun masuk dalam kepengurusan organisasi intra yang keaktifannya jika presentasekan tak lebih dari 10% saja.

Kamis, 15 November 2018

Hanya nasihat saja

Mulai hari ini sibuklah menata diri
Jangan kau tunda-tunda lagi
Sudah...Hilangkan rasa iri dan dengki
Jangan mudah terprovokasi, emosi apalagi sampai mencacimaki

Fokus dan konsentrasi pada tujuan yang ada di hati
Yakinlah, tujuanmu adalah langkah yang pasti untuk menuju masa depan sejati

Berdiri dan bangkitlah tanpa perlu berbasa-basi
Hilangkan rasa ragu yang senantiasa menyelimuti dan menghampiri
Lakukan segala sesuatu dengan suka hati
Tancapkan kepercayaan tanpa perlu menghianati
Ya, jika  hidupmu ingin lebih berarti

Memang, hidup ini tidak semudah makan nasi
Dengan hanya  modal mengunyah dan menelan saja lalu perut terisi
Perlu semangat dan kekuatan yang lebih untuk bisa mengatasi dan melintasi

Menjalani Hidup memang sulit, dan sering kali banyak dari mereka susah untuk bangkit hingga sampai jatuh sakit

Menjalani hidup, pasti lah banyak masalah-masalah yang datang menghampiri  diri
Banyak orang frustasi dan mati gara-gara gantung diri
Karena, mereka tak kuat hati, tak bisa kontrol emosi dan terlalu meyombongkan diri

Maka Jika harapan tidak sesuai dengan keinginan hati
dan kegagalan selalu saja menghampir
Tetaplah berusabar, bersabar dan selalu percaya diri
isilah hati dan otak ini
Dengan lantunan ayat-ayat suci
Milik kalam sang ilahi rabbi

Agar kita bisa rendah hati, tak mudah letih, tak mudah sakit hati dan tetap mensyukuri nikmat tuhan yang sudah diberi

Ahmad Rizal
Gentong, Taman Krocok Bondowoso
15 November 2018

Indah kau indah


Ini kah makhluk ciptaanmu tuhan? sungguh indah ciptaamu, sungguh indah bentuk tubuhnya, begitu indah senyum bibirnya, begitu indah  pandangan matanya, begitu indah dan sopan perangainya. Sungguh ini adalah ciptaan mu paling indah yang pernah aku lihat.   

Seorang gadis yang cantik nun indah itu adalah teman satu kampus dan juga teman satu  organisasiku. Dia masih adek angkatanku, dia baru semester I dan aku sudah semseter V. Dan kebutulan dia satu jurusan denganku, jurusan manajemen pendidikan. Katakanlah dia juniorku dan aku seniornya. Sebut saja namanya Indah. Karena wajah dan perilakunya memang sangat indah.Aku akui dia orangnya cantik, senyumnya manis, tatapan matanya indah, bicaranya lumbut dan perilakunya yang sopan. Dan aku tidak bisa mengingkari bahwa aku menyukainya sejak pertama bertemu dengannya, ketika dia baru akan masuk dalam organisasi kemahasiswaan yang aku geluti.

Keindahannya membuat aku menginginkannya, membuat aku ingin mendekekatinya dan memilikinya. Namun hal itu adalah sesuatu yang amat sulit bagiku untuk aku capai. Kenapa begitu? Ya, Karena ketika aku bertemu dengannya terkesan aku menjadi kaku dan beku, tak mampu berbicara dan bergerak ketika menatapnya. Mengakatakan kata "hai" saja sangat sulit bagiku. Jangankan itu, untuk meminta kontak wanya saja keringatku bercucuran dan membuat tubuhku gemetar. Hah, aku menjadi bodoh dan membuat otakku jadi buntuh saat bertemu dengannya. Aku serasa sangat sulit untuk mendekatinya dan aku begitu sulit untuk bisa ngombrol barang sebentar dengannya. Ya,mendekatinya dan ngobrol dengannya seperti teman-temanku lakukan itu. Sumpah itu sangat sulit. Dan bahkan lebih sulit ketimbang mempresentasi makalah di hadapan dosen dan teman-teman kelas.

Setiap malam aku disibukkan dengan membuat planing-planing baru untuk hari besok bisa mendekatinya, untuk bisa ngobrol dengannya. Berhubung aku adalah mahasiswa manajemen, tentu bukanlah hal yang sulit perihal merancang perencanaan dan mengelolah perencanaan. Itu adalah pekerjaan yang sangat gampang. Namun, entah kenapa ? sering kali aku urungkan niatku untuk planing yang sudah aku buat itu. Aku menjadi tidak percaya diri, dan sering kali gemetar dan terkadang seketika hilang semua planing yang sudah aku konsep itu, terutama ketika aku berhadapan dengannya. Sebenarnya banyak peluang yang aku meliki untuk mendekatinya, akan tetapi aku tidak menjadi pintar dalam memanfaatkan peluang-peluang besar itu. Ya peluang besar, aku dan dia satu organisasi, kita sering dipertemukan dalam suatu diskusi, sering dipertemukan saat kita rapat, dan sering dipertemukan saat ada agenda-agenda besar dalam organisasi. Itu adalah peluang yang sangat besar yang tidak bisa aku manfaatkan. Karena aku terlalu bodoh ketika berada di dekatnya.

Satu hal yang hanya bisa aku lakukan adalah memandang dan memperhatikannya. Walaupun aku masih belum bisa mendekatinya dan lalu memilikinya. Namun, jika memandangnya saja sudah membuatku bahagia. Kenapa tidak aku lakukan itu?

Ya, setiap kali kami kajian filsafat di organisasi kami. Sering kali aku memandanginya, memperhatikan cara berjalannya, cara duduknya, tatapannya, senyumannya, bicaranya, dan semua yang terkait perihal sifat dan perilaku dia aku selalu memperhatikan. Mungkin ini yang di sebut cinta, di mana, ketika seseorang sudah dipertemukan dengan yang namanya cinta akan banyak hal yang tidak masuk akal dan bahkan hal konyol yang sering di lakukan. Tetapi membuat hidupnya sangat bahagia. Ya seperti anak kecil yang sangat bahagia ketika ia sedang bermain lumpur dan air. Walaupun dirinya tidak tahu nasibnya ketika ia pulang. Diomelin orang tuanya atau tidak? Mereka tidak memikirkan itu, itu urusan blakangan. Karena yang terpenting baginya keinginannya untuk bermain lumpur dan air hujan tercapai dan membuatnya bahagia. Bagitu pula denganku, walaupun aku nantinya tidak bisa memilikinya, setidaknya aku bisa melihat keindahan dalam dirinya. Itu sudah cukup bagiku. Walaupun sebenarnya aku tidak menginginkannya bersama dengan yang lain selain aku. Karena aku sungguh mencintainya. Ya aku mencintaimu, Indah.

Ahmad Rizal
Gentong, taman krocok, Selasa 13 November ,2018