Selasa, 30 Oktober 2018

Sahabat kau terlalu sibuk

Kau terlalu sibuk sahabat
Kau terlalu sibuk mengkritik temanmu
Kau terlalu sibuk membicarakan kesalahan temanmu
Kau terlalu sibuk mengoreksi kesalahan temanmu
Kau terlalu sibuk
Sehingga kau tak sempat pemperbaiki dirimu sendiri
yang juga penuh dengan kesalahan.

Sahabat kau tak perlu sesibuk itu
Perihal dalam mengoreksi kesalahan sahabat-sahabatmu. 
Sibukkanlah untuk mengoreksi dirimu sendiri
Bagiku itu adalah hal yang baik untuk dirimu sendiri

Kau tak perlu terlalu sibuk untuk membersihkan badan kotor sahabatmu
Kau tak perlu sesibuk itu.
Duduklah dengan tenang dan taruhlah baik-baik fikiranmu dalam keadaan tenang pula

Karena, dalam perihal membersihkan badanku yang bau busuk ini
Biar lah aku yang membersihkannya sendiri
Peganglah kedua tanganmu
Tutup mulut dan matamu rapat-rapat
Dan fikirkanlah badanmu sendiri
Sudahkah bersih? Atau tidak kah badanmu?
Jika tidak, segeralah bersihkan dulu kotoran di badanmu itu.
Sebelum baumu busuk badanmu tidak menyebar kemana-mana dan tercium oleh orang lain.  

Ahmad Rizal
Bondowoso selasa, 30 oktober, 2018.

Jumat, 12 Oktober 2018

Teruntuk Pemimpinku yang baru

Kita tahu, negeri ini adalah negeri yang besar dan kaya raya alamnya. Negeri Dwipa leluhur kami menyebutnya.

Pada abad ke-16 sampai abad 17, negeri ini sudah mulai dikuasai oleh orang-orang Belanda. Mereka mengeksploitasi kekayaan alam kami, mengeksploitasi juga nenek moyang kami, mereka menindas nenek moyang kami dan juga mengina dan mencacimaki nenek moyang kami. Pada abad ini merupakan abad kegelapan bagi nenek moyang kami, dan abad yang cerah bagi mereka. Kaum imperialis.

Tak lama kemudian, lahirlah seorang pemimpin di negeri ini, dia mencerahkan negeri kami dan juga menjadi awal yang cerah bagi kegelapan negeri kami. Dialah putra sang fajar, bapak revolusioner bagi kami, dan kami akrab menyapanya dengan sebutan "Bung Karno".

Dia mencerahkan negeri ini dengan gagasan-gagasannya.
Dia menguatkan orang-orang negeri ini dengan semangatnya.
Dia pula yang menghentikan pendindasan-penindasan di negeri ini dengan keberaniannya.
Hingga akhirnya meredekalah bangsa Indonesia ini.

Namun, kita juga perlu tahu, kemerdekaan negeri ini tidaklah diperoleh dari seorang bung karno saja. Melainkan kemerdekaan negeri ini adalah hasil berjuang bersama, dengan tujuan dan semangat yang sama.

Bung karno pun yakin, memperjuangkan suatu negeri yg besar dan bercita-cita untuk memerdekakannya, akan hanya jadi mimpi, ketika perjuangan itu tidak dilakukan dengan bersama-sama dan juga tidak dalam satu tujuan yang sama.

Begitupun organisasi kita sahabat-sahabat, organisasi kebanggaan kita. Tidak akan menjadi organisasi yang berkembang, tumbuh besar. Bila hanya  satu orang yang berjuang.  Untuk membangun organisasi yang besar perlu kekuatan yang besar, perlu kerja samaan dengan tujuan dan semangat juang yg sama, untuk memperoleh hasil yang sama.

Maka, oleh sebab itu, ingin saya menyampaikan kepada sahabat-sahabat. Kita sudah mempunyai pemimpin baru dengan semangat yang baru, pemikiran dan ide-ide baru, serta cita-cita yang baru untuk membesarkan organisasi tercinta kita ini.

Suatu kewajiban bagi kita, untuk patuh terhadapnya, untuk selalu menghormatinya, meyakini gagasan-gagasannya, menyemangatkannya, dan terus selalu mendukung apa-apa yang menjadi cita-citanya, dengan bukti, kita harus berjuang bersama-sama mereka. Pemimpin baru kita.

Saya yakin seyakin yakinnya, bahwa, kedua pemimpin baru kita ini adalah awal kejayaan organisasi kita. Dialah yang akan membawa organisasi kita pada hakekat kejayaan yang sesungguhnya. Percayalah!!!. 

Salam pergerakan!!
Ahmad rizal
Kamis 11 oktober, 2018
Gentong-Taman Krocok-Bondowoso.

Negeri Dwipa titipan nenek moyang kita

Ternyata Negeri dan kepulauan kami begitu besar, banyak binatang prasejarah ditemukan dikepulauan kami. Bahkan, para arkeolog pun menduga bahwa manusia telah mendiami pulau jawa lebih dari setengah juta tahun lalu. Bukan hanya itu, kebudayaan kami juga tergolong kebudayaan purba. Dalam kitab ramayana, di dalamnya disebut "Negeri Dwipa" yang memiliki arti pulau emas, negeri Dwipa yang memiliki tujuh kerjaan besar pada kala itu. Dwipa adalah nama negeri yang terdapat dalam perpustakaan klasik hindu dua ribu lima ratus tahun yang lalu.

Saya beranggapan bahwa begitu besar kepulauan kami, negeri Dwipa.  Bukan hanya besar pulaunya, namun juga besar dan makmur kerjaannya. Abad 14 Kerjaan Majapahit menjadi kerjaan termashur seantero dunia. Selain pulau dan kerjaannya yang besar, patut kita diakui bahwa negeri kami, adalah negeri yang melimpah kekayaannya, negeri yang subur. Dan bahkan dalam gulungan surat perkamen yang dimuliakan oleh tiongkok, negeri kami menjadi sumber ilmu bagi seluruh dunia beradab. Negeri yang dianggap sebagai asal kebudayaan Asia. Itu semua adalah cerita nenek moyang kita dulu, hanya cerita.

Pada abad 16 lah,  kepulauan jawa, dan maluku pada abad ke 17, mulai diduduki oleh orang-orang Belanda dan lambat laun menguasai pulau-pulau kami. Itu lah awal sejarah menyedihkan, awal sejarah memilukan, dimana hujan darah mulai sedikit demi sedikit menjatuhi kepulauan kami. Sehingga pada tahun 1906 bali juga dikuasai oleh mereka.

Orang asing itu mengeruk kekayaan kami, menangkis kepribadian kami, dan menindas putra-putri bangsa yang besar, yang telah banyak menciptakan karya ; melukis, memahat, mengarang musik, dan menciptakan tari selama berabad-abad. Dari situlah kami tidak dikenal lagi oleh dunia luar, kami sudah tidak semashur dulu. Hanya mereka pemeras-pemaras dari barat yang mencari harta di hindia, yang mengenal kami.

Imperialisme benar-benar dahsyat. Orang laki-laki direnggut dari rumahnya dan dipaksa untuk menjadi budak di pulau-pulau seberang, yang kekurang tenaga manusia. Bukan hanya itu, kaum perpuan juga dipaksa menjadi pekerja kebun nila dan mereka dipaksa harus terus bekerja keras. Begitu kejam mereka pada orang-orang dikepulaan kami dulu dan betapa tersiksanya orang-orang negeri kami. Tentu luar biasa tersiksanya.

Negeri tempe berarti negeri yang lemah,seperti itulah kami jadinya. Mereka terus menerus mengatakan kami sebagai bangsa yang memiliki otak kapas. Pengecut, takut duduk juga berdiri. Karena apa pun yang orang-orang kami dulu lakukan, selalu salah bagi mereka. Orang-orang kami juga hanya dapat berbicara pelan " ya, tuan" begitu saja, sehingga dalam bukunya Cindy Adams terdapat kalimat begini " Kami menjadi orang-orang yang lembek seperti agar-agar dengan nyali yang kecil. Kami seperti katak dan lembut seperti kapuk."

Itu lah cerita nenek moyang kami dulu. Sehingga mereka tetap terus dan terus selalu berjuang mengambil hak-hak mereka; kekayaan mereka, budaya mereka, dan kebahagian anak cucu mereka. Sampai akhirnya mereka berhasil melawan dan mungusir mereka, orang-orang belanda itu. Dan akhirnya mereka kembali membangun, merawat, dan memerdekakan bangsa ini. Begitu besar pengorbanan mereka untuk bangsa ini.

Dari semua yang saya tulis ini. Sebenarnya banyak manfaat yang bisa kita ambil, betapa kerasnya penderitaan dan pengorbanan nenek moyang kita. Dan juga sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca yang membaca tulisan saya ini. Bahwa:

" Negeri kami adalah Negeri yang besar. Terus jaga dan rawatlah, seperti mereka nenek moyang kita yang mencintai negeri ini, menjaga dan merawat Negeri ini. Dengan begitu, sejarah kelam itu tidak akan terjadi lagi, jika kita sebagai penerus bangsa mencintai negeri ini."

Tulisan ini bersumber dari : Buku  "Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia". Karangan Cindy Adams.

Desa Gentong, Taman Krocok, Bondowoso.
Selasa, 09 oktober 2018


Minggu, 07 Oktober 2018

Kebijaksanaan Badut Athena

Socrates membawa era baru, ia berbeda dengan filosof-filosof sebelumnya, jika filosof-filosof sebelumnya mengkaji tentang terbentuknya alam dan jagad raya. Maka, Socrates lebih mengkaji tentang perilaku atau tindakan manusia. Maka alangkah baiknya sebelum kita mengupas bagaimana pemikiran dan arah berfikir socrates, layaknya kita harus mengetahui siapa socrates itu??

Jadi, sekitar tahun 450 S.M Yunani menjadi pusat kebudayaan. Sejak masa ini, filsafat mengambil suatu era baru. Dimana para filsof alam memusatkan perhatiannya pada hakikat dunia fisik semata. Dan menjadi sentral dalam sejarah sains ( Dikutip dari buku:Dunia sophie). kemudian demokrasi berkembang dengan adanya majelis-majelis rakyat dan pengadilan hukum, sehingga menuntut warga-warga Athena perlu mengemban pendidikan yang serius. Selain dari hal itu yang terpenting bagi rakyat Athena adalah menguasi seni berpidato. Maka datanglah Sekelompok guru dari kloni-kloni Yunani berkumpul di Athena, mereka mencari nafkah dengan cara mengajar para warga di Athena pada waktu itu. Mereka menamakan dirinya dengan sebutan kaum Sophis, yang berarti seseorang yang bijaksana dan berpengetahuan. Mereka (kaum sophis) memiliki permikiran kritis terhadap metologi (mitos) tradisional sama halnya dengan filosof-filosof alam. Namun pada hal yang bersamaan, mereka menolak spekulasi filsafat yang tak berguna. Mereka beranggapan bahwa, walaupun banyak jawaban dari pertanyaan yang filosofis, manusia tidak dapat mengetahui kebenaran mengenai teka-teki alam dan jagad raya. Pandangan inilah yang disebut dengan skeptisme. Dan pun mereka (kaum sophis) beranggapan bahwa, tidak ada norma yang mutlak, karena bagi mereka kita tidak bisa menentukan apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah.

Kemudian pada tahun (470-399 S.M) Socrates lahir kedunia, dia mencerahkan dunia. Walaupun pada akhir hayatnya dia mati mengenaskan, dikarenakan dia memperkenalkan dewa-dewa baru kepada rakyat Athena dan dihukum serta diperintah untuk meminum racun cemara.

Jika kaum Sophis tadi bersifat skeptis terhadap spekulasi filsafat. Namun tidak bagi socrates, ia menyukai cara berfikir yang filosofis, dalam artian mencintai kebijaksanaan. Karena itulah socrates yang buruk rupa itu dan banyak yang mengatakan bahwa dia adalah badut Athena, dengan hidungnya yang besar, mata yang agak keluar dan perut yang buncit. Walaupun keadaan fisiknya bagitu, dia selalu tetap saja merasa bahagia.

Dia memiliki seni berdiskusi atau bisa kita sebut dengan Dealektika Socrates. Dia tidak pernah memposisikan dirinya sebagai orang yang paling mengetahui segalanya. Namun, sebaliknya dia selalu memposisikan dirinya sebagai orang yang tidak tahu apa-apa. Karena baginya, orang yang bijaksana adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak tahu. Dari dealektikanya itu, ia mencoba menanyakan sesuatu yang tidak dipahaminya kepada seseorang yang setiap ia temui, sampai-sampai seseorang itu tidak dapat menjawab pertanyaannya. Dan sering kali ia melontarkan pertanyaan yang menyebalkan, sehingga lawan bicaranya mengakui kesalahan dari argumennya. Dan disitulah sebenarnya letak dealektika Socrates, dia mencoba membuka akal sehat seseorang untuk mengetahi suatu kebenaran.

Dalam buku Dunia Sophie, Jostien Gaarder mengibaratkan Socrates sebagai bidan yang membantu "melahirkan" wawasan yang benar. Karena bagi (Socrates), pemahaman tidak timbul dari diri orang lain, melainkan dari dirinya sendiri, dengan pemahanan yang seperti itu niscaya akan menuntun pada jalan yang benar. Baginya seseorang akan berbuat benar, ketika ia mengetahui tentang kebenaran itu sendiri. Disinilah dapat kita simpulkan bahwa socrates adalah seorang rasionalis.

Socrates mempercayai bahwa manusia lahir kedunia sudah membahwa potensi. Dan ia tidak mempercayai bahwa manusia lahir seperti kertas putih. Seperti halnya seorang bayi yang baru lahir, ia sudah mempunyai potensi menangis sejak ia lahir, tanpa perlu orang tuanya mengajarinya cara untuk menangis.

Itulah yang saya pahami mengenai ajaran-ajaran socrates, hal yang dapat kita ambil dari ajaran-ajarannya adalah, kita tidak boleh menganggap diri kita sebagai seseorang yang paling benar, kita harus selalu beranggapan kita tidak tahu apa-apa. Dengan begitu maka kita akan mempunyai pengetahuan yang banyak dengan berusaha mengetahui sesuatu yang tidak ketahui itu.

Joisteen Gaader mengatakan "Mengetahui bahwa kita tidak tahu, merupakan pengetahuan juga."

Kademangan, Bondowoso.
Sabtu, 06 Oktober, 2018