Kamis, 28 Juni 2018

Konsumen Tetap Kebenaran

Kita (manusia) adalah makhluk khas. katanya Dr. M. kristiawan dalam bukunya, filsafat pendidikan, mengapa Dr. M. Kristiawan mengakatan begitu ? karena baginya manusia hidup bukan hanya untuk bertahan hidup, bukan seperti tikus yang hanya mencari mangsa agar ia bisa bertahan hidup. Namun manusia lebih dari itu, manusia mempunyai beribu-ribu keinginan dalam hidupnya, bukan hanya bertahan hidup, seperti se-ekor tikus. oleh sebab itulah Dr. m. kristiawan menegaskan kembali bahwa manusia adalah makhluk khas yang berbeda dengan makhluk lain ciptaan tuhan.

Ke-khasan manusia adalah, mereka yang mampunyai banyak perbedaan-perbedaan pendapat, keinginan, cita-cita dan tujuan. sehingga terkadang manusia terlalu ego dengan ke-khasannya. Keegoan tersebutlah yang malahirkan perbedaan dan kadangkala perbedaan itu tidak mampu diterima oleh yang lainnya dan bahkan sebaliknya. Hal itu disebabkan, tidak lain karena sama-sama mempertahankan ke-egonya.

Kebenaran adalah pembahasan dan peng-aku-akuan yang sering kali manusia perdebatkan dan pertarungkan. Dan itu pun saya rasa tidak akan pernah ada akhirnya dan mungkin tidak akan berakhir sampai hari kiamat nanti.

Mengklem satu sama lainnya sudah hal biasa bagi manusia, memfitnah, gosip dll sudah menjadi rutinitas manusia sehari-hari bahkan membunuh satu sama lain adalah hal wajar bagi manusia itu sendiri. hal itu terjadi tidak lain adalah karena mengagung-agungkan kebenaran dan saling berebut siapa yang paling benar, yang akibatnya sangat membahayakan sesama manusianya .

Hal itu terjadi karena manusia minim dalam pendidikannya hingga tak terdidik kelakuannya, dan tidak mengetahui ukuran kebenaran itu sendiri. Paule Netrop mengakatan dalam buka Epistimologi kiri yang pengarangnya saya lupa. Ia mangatakan, kebenaran tidak perlu pengakuan dan diakui bahkan memaksakan agar orang mengakui bahwa itu adalah kebenaran, akan tetapi kebenaran akan diakui dengan dirinya sendirinya, tanpa pemaksaan. jikalah ia memang benar-benar benar.

Mengukur kebanaran. Dalam mengukur kebenaran tentunya kita harus tahu klasifikasi kebenaran itu sendiri, agar kita tidak mencampur adukkan kebenaran satu dengan yang lainnya, sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam filsafat pendidikan Dr. m kristiawan menjelaskan tentang kebenaran, ia menjelaskan bahwa secara umum ada 4 jenis kebenaran (yang bisa kita ukur) yang dikenal orang, yaitu kebenaran religius, filosofis, estetis dan kebenaran ilmiah. oleh karennya kita tidak bisa mencampur kebenaran filosofis, yang itu kebenarannya penuh perbedaan pendapat. dengan kebenaran religus yang itu merupakan kebenaran tingkat langit, kebenaran mutlak tuhan kata sahabat diskusi saya.

ketika kita sudah mengetahui jenis-jenis kebenaran itu sendiri, tentunya kita bisa bersikap lebih dewasa, tidak mudah menyalahkan yang satu dan yang lainnya.

Kebenaran itu ambigu kata buku yang pernah saya baca. Sebenarnya tidak penting berbicara dan berdebat masalah kebenaran. Karena bagi saya tidak ada gunanya bila hanya membahasa dan berdebat masalah kebenaran, jika ktidak mampu berbuat kebenaran itu sendiri.

sering kali masyarakat kita terlalu asik menjadi konsumen kebenaran, mereka menjadi penilai, pembeli dan bahkan juri bagi kebenaran yang itu dijual oleh para pemikir-pemikir pembuat kebenaran. Namun realitasnya, dirinya sendiri tidak mampu dan bahkan malas melakukan suatu kebenaran dan perbuatan yang benar. Jika tetap demikian, maka kebenaran hanyalah menjadi kata bukan fakta yang seharusnya diimplementasikan, dan mungkin kita akan hanya mengharap kebenaran yang datangnya put tak pasti kapan, karena memang diri kita sendiri tidak mampu memberi kebenaran dan berbuat yang benaran. Sehingga kebenaran tak kunjung datang.

Oleh karenanya, selayaknya kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain. itu lah kebenaran yang nyata, fakta dan bukan kata. Yaitu kebenaran yang dijalankan. bukan hanya kebenaran yang dibeli dan dikonsumsi teruntuk dirinya sendiri.

tidak akan pernah jadi benar jika kita tidak bisa melakukan hal yang benar-benar benar. bukan??

Ahmad Rizal, 26 juni, 2018. Alun-alun Bondowoso.

Kamis, 14 Juni 2018

Lebaran dan Menu warung Cak Pipi

Dihari yang fitri, dunia berubah 100 derajat dari sebelumnya, ya,  karena sebagian orang ada yang kesana dan kesitu,  dan sebagian yang lain ada yang kesitu dan kesana, tidak lain hanya untuk bersilaturrahmi dengan orang-orang yang ada disini dan disana. Aku pun turut andil dalam melaksanakan, mengikuti dan menjalankan budaya, serta tradisi silaturrahmi dihari yang fitri ini.

Idul fitri kali ini aku menuju arah selatan rumah sahabatku. Sekitar kira-kira 20 kilo meter kurang lebih dari rumah ke tempat sahabatku itu. ya. rumahku dan rumahnya (sahabatku) bisa dibilang cukup agak jauh.

Dipertengahan jalan, aku pun berhenti untuk mengisi perutku yang lagi muring-muring kelaparan. Aku pun melihat warung kecil kala itu, dan mampir disana. Warung itu bernamakan warung cak pipi, sebuah warung yang berada sangat jauh dari jalan raya. Pun tidak begitu rame dari orang-orang berbau kapitalis, teroris juga politisi. Ya, warung itu bisa dibilang sangat aman dan nyaman.

Dan disanalah aku duduk sambil melirik kesana, kesini dan kesitu. Nampak warung itu tidak terlalu sempit, juga tidak terlalu lebar, namun, udara sejuk memenuhi warung cak pipi itu.

Setelah sekian lamanya aku terplonga-plongo melihat kesederhanaan warung itu. akhirnya sosok seorang  pemuda berpeci aneh datang padaku. seraya menyapaku yang lagi duduk termenung.

" Cong anu apa been dennak, mak perak ngak lengak an, ngak reng gendeng. (Cong ngapain kamu kesini, kok cuma plonga, plongo kaya orang goblok.) ". Katanya dalam bahasa madura, sambil tersenyum dan seraya memperlihatkan keindahan kumis tipisnya.

"Sampean yang jualan cak?? " tanya ku pada penjaga warung aneh itu.

" Ya, saya yang berjualan diwarung ini. Kenapa?? " jawabnya, sembari melemparkan pertanyaan dengan tegasnya padaku.

"Nggk apa-apa cak, perut saya lapar cak, kebetulan saya lihat warung sampean ini, sekalian mampir mau makan cak! " jawabku  "Saya mau beli nasi disini, ada cak? " tanyaku tambah.

"Banyak " jawabnya cuek.

"Ada nasi apa aja cak? " tanyaku lagi.

" Ada nasi jrengkeng (Nasi yang campur dengan singkong yang sudah dihaluskan), ada nasi peccel, nasi sama tempe, telor dadar dan lalapan. " jawabnya.

" Gak ada nasi yang pake lalapan ayam goreng cak? " tanyaku.

"Gak ada, disini warungnya rakyat kecil, yang pekerjaannya hanya petani, mengangun sapi, dan jualan. bukan warung petinggi dan pejabat negeri " jawabnya.

"Kalo gak mau gk apa-apa, sana pulang..!, cari warung lain,  saya hanya melayani rakyat kecil yang perekonomeanya rendah, dan rakyat yang telah direndahkan oleh mereka para manusia keparat, manusia keparat yang tanpa ada rasa kemanusiaan itu" tambahnya.

Aku pun kaget, dengan jawab cacak penjaga warung itu, saya sama sekali tidak paham, mengapa cacak itu sangat benci dengan pejabat dan petinggi-petinggi negera.

Sebelum kebingunganku memuncak dan perutku semakin lapar, sembari aku memesan makanan nasi pecel dengan lauk tempe dan telor dadar kepada penjaga warung itu. dan pun akhirnya pesananku selesai dan disuguhkan tepat didepan hadapanku, tempat dimana aku telah duduk menikmati udara sejuk kala itu. Tanpa berdoa aku pun menerkam makanan itu, dengan terkaman penuh nafsu.

"Kamu mau kemana cong " tanyanya kepadaku, yang waktu itu sambil menggit tempe koreng pesananku.

"Mau silaturrahmi dengan sahabat saya cak " jawabku simpel.

" Oh bagus, perbanyaklah silaturrahmi, jangan cuma silaturrahmi pada waktu lebaran saja. agar kamu terselamatkan, soalnya ada ayat atau kalo gak hadis aku lupa, yang inti artinya begini " Kesihilah semua yang ada dibumi, maka niscaya yang ada dilangit akan mengasihmu " ungkapnya.

" Enggeh cak siap " jawabku.

"Jangan hanya siap-siapan saja, kesiapanmu itu segera dipersiapkan. agar kamu tidak hanya siap-siapan saja. lakukan!. " ucapnya, dengan nada keras dan raut muka agak marah.

" Enggeh cak " jawabku dengan tegas-keras.

"Lah begitu dong jadi pemuda, harus tegas pun tanggung jawab. jangan sampai menjilat ludahnya sendiri, memalukan!"

" Enggeh cak" jawabku


"Cacak ini kayaknya sedang banyak masalah "fikirku.

" Idul fitri ?  Hmm" katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya sambil tersenyum tidak ihlas .

"Kenapa cak dengan idul fitri? kok kayanya cacak tidak suka dengan adanya idul fitri ? "tanyaku pada cacak itu.

" Hmm ribet mau jawab, takut kamu sakit hati, soalnya banyak orang-orang saat ini terlalu fanatik dengan agamanya, sehingga lupa pada subtansi ajaran agamanya itu sendiri. Agama islam yang katanya agama penyelamat, Rahmatallil 'alamin itu, malah banyak dari agama islam yang menyelamkan(menyakiti, membunuh, dan bahkan Meneror) manusia dan agama lain. Yaa, karena mereka terlalu simpit dalam memaknai agama. sempet karena kefanatikannya dan keegohannya itu."

"Terus cak? " tanyaku. tak paham.

" Kamu ini kuliah ? " tanyanya.

" Enggeh cak, kuliah" jawabku.

" Kuliah dimana ?? "

"Di STAI At-taqwa bondowoso cak " jawabku tegas.

" Oh pantesan kamu gak ngerti-ngerti, kamu kuliah disekolahan tinggi itu toh, kampus bilinguan apa katanya? Haha, aku lupa. "

" Bilingual cak, bukan bilinguan" jawabku agak jengkel.

" Hahahaha, aku kira bilinguan, soalnya banyak dari mahasiswa disana yang diuan (angun/gembala) dijadikan kambing, sapi, kerbau dan hewan sejenisnya oleh mereka pimpinan kampus. " katanya sambil ketawa terbahak-bahak.

" Walah cacak dikira saya ini kambing apa? " tanyaku kesal.

" Hahaha bisa jadi, karena kamu sebenarnya terbodohi oleh mereka, tukang angun itu. siapa yang di angun?? ya kalian itu mahasiswa kambing, yang tidak bisa berbuat apa-apa, yang itu sangat menguntungkan mereka pimpinan kampus. Alasan saya bilang begitu. karena kalian tunduk patuh dengan sistem yang sangat kocar kacir dan brantakan itu, entah kenapa begitu?, entah, kalian tahu tentang kocar-kacirnya sistem kampus itu atau memang terlalu goblok, tolol dan penakutnya kalian. aku tidak paham. "

" Pendidikan kapitalis ya begitu, tidak memikirkan bagaimana anak bangsa ini cerdas, yang itu berdampak bagi kemajuan bangsa ini kedepan, malah ditindas dan diporoti SPP yang begitu mahal. Lucunya, pasca lulus dari sana, kampus bilinguan itu, ternyata sama halnya dengan anjing ompong,tidak ada gunanya." tambahnya. sambil tertawa terbahak-bahak campur kesal.

" Aaah, kok malah ngomong kampusmu itu, hmm gak ada manfaatnya untuk diperbincangkan. Maaf saya ngelantur tadi,cuma satu pesan saya untuk mu cong, ada kata-kata gusdur begini :
"kalau ingin melakukan perubahan, jangan tunduk pada kenyataan, asal yakin dijalan yang benar"

"Enggeh cak siap " kataku

" Kembali keurusan topik yang tadi cong, itu lebih penting,"

"Topik yang mana cak?? " tanyaku lupa.

" Astagfirullah, kamu sudah lupa ? belum berjam-jam duduk disini cong kamu sudah lupa..hmm " katanya, kaget

" Enggeh cak..hehehe " jawabku sambil cengengesan.

" Makanya jangan sering-sering nonton vedio porno yang tidak berguna itu, agar kamu tidak jadi pelupa, terutama lupa kepada dirimu sendiri, camkan itu "

" Hehe enggeh cak " jawabku malu.

"Topik tadi loo, lebaran idul fitri , ingat kan?,saya rasa idul fitri yang merupakan hari besar bagi umat yang beragama islam, yang terus senantiasa diperingati, dirayakan, dan disemarakkan itu. nyatanya pada realitanya, tak jarang bertolak belakang dengan agama itu sendiri."

" Mengapa begitu cak? " tanyaku tak paham.

" Kenapa begitu? ya karena kebertolak-belakangan tersebutlah, sering kali luput dikoreksi,lantaran manusia sibuk mengkemasnya dengan model-model tradisi pragmatis, terjerumus dalam feodalistik, dan terbius oleh wabah kapitalis. ya seperti pakaian baru mu itu loh ! " katanya, sambil menunjukkan jari telunjuknya pada baju baruku.

" Mirisnya lagi, keluhuran nilai, mulai dibantai oleh pusaran kapitalis yang memanfaatkan kelengengahan-kelengahan mereka yang beragama. termasuk kamu cong !. " bentaknya keras penuh amarah.

"Maaf cak " jawabku, ketakutan dengan keringat bercucuran bercampur malu.

"Maka selayaknya kita tidak boleh melupakan nilai dari kefitrian itu, kita harus menjaga dan merawatnya betul-betul. Nilai fitri yang semestinya termakna-pahamkan sebagai ruang baru untuk mengubah pemikiran, gagasan, pandangan, dan juga menghilangkan perspetif negatif; rasa benci, curiga dan perspektif negatif lainnya. Sudah mulai luntur dan hilang. Sebenarnya nilai-nilai ini cong yang harus kita jaga dan kita selamatkan" tegasnya.

"Perlu diingat cong, jika tradisi bertentangan dengan filosofinya, maka akan berimplikasi pada subtansi yang ada pada tradisi itu sendiri. paham cong? "

" Enggeh paham cak, terimakasih cak atas penyampaiannya "

" Ingat jangan nodai Subtansi dan nilai-nilai kefitrian ini. Tak usahlah berterimakasih, yang paling penting laksanakan cong.! " katanya, sambil tersenyum.

"Enggeh cak, saya kerumah sahabat saya dulu cak "

" Oiya cak, Berapa harga nasinya yang tadi itu cak ? " 

"Hmm gk usah gratis, toh kamu orang miskin juga kan?hehe.  Cuma gayanya saja yang sok kaya ..hahaa "

"Terimakasih banyak cak, sampai ketemu lagi cak !, assalamualaikum.! "

"Iyaa, wa alaikumsalam. Hati-hati cong !!"

Akhirnya aku pun melanjutkan perjalanan saya kearah selatan, setelah usai makan-makan diwarung cak Pipi tadi,  warung sederhana yang dipenuhi dengan nilai kemanusiaan itu.

Ahmad Rizal, Gentong, Bondowoso. Jumat, 15 juni, 2018.

Kebahagiaan yang ku Rindukan

Doarr, doaar, doaar, doar, duurrr, duurr, demm...
Bunyi petasan meledak di malam kala itu...

Percikan api dari petasan itu menambah indahnya malam penuh gemerlap bintang...

Malam perayan hari raya idul fitri, hari kemenangan bagi mereka. umat muslim...

Mereka yang kusut, kusam disana dan disitu berlomba-lomba membunyikan petasannya...

Kegembiraan-kegembiraan mulai terlintas dalam wajah kusut, kusamnya...

Tampak senang, ceria tak ada duka, yang kulihat darinya. sama sekali tidak ada duka...

Teriakan tawa dan rintihan bahagia orang-orang bermuka kusut, kusam itu, pun dilantunkan. ketika petasa sudah mulai meledak dan berbunyi memercikkan api indahnya di atas langit....

Heboh, bukan main kala malam itu, ada yang sebagian takut, tapi senang. ada juga yang sebagian menonton dengan suara gelagaknya yang penuh dengan terkakah-kakah..

Senyumnya begitu indah dimalam itu...

Senyuman yang begitu sederhana..

Tersentuh diri ini melihatnya, melihat mereka yang bermuka kusut,kusam itu...

Begitu sederhananya mereka untuk bahagia dan membahagiakan diri...

Cukup hanya dengan satu petasan kecil harga 30 ribu itu pun, mereka sudah sangatlah senang dan bahagia yang begitu luar biasanya...

Apalagi mereka didudukan dikursi mewah, ruangan ber-AC, dengan makan-makan mewah dan nikmat. seperti apakah kebahagian mereka jika berada di tempat itu??...

Diri ini tidak dapat membayangkan, seperti apa kebahagian mereka, entahlah. mungkin sangatlah bahagia dan sangat bahagia...

Terimakasih Tuhan, kau berikan mereka kebahagiaan dihidupnya yang penuh kesederhanaan itu. lindungi dan rawatlah mereka Tuhan, ya, mereka dengan wajah kusut, kusam itu....  

Selamatkanlah mereka dari berbagai kelaliman di negeri ini, Tuhan. Selamatkan lah....

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillah Hilhamdu....

Ahmad RizalGentong, bondowoso 14. juni 2018

Sabtu, 09 Juni 2018

Kau pelengkap kekuranganku

Kau adalah separuh jika dan ragaku...

Tanpamu, tiada guna aku hidup di dunia ini...

Tanpamu, tiada berdaya aku hidup di dunia ini...

Dan tiada pula aku bisa hidup tanpamu...

Karena kau adalah separuh jiwaku....

Separuh jiwa yang selalu membuatku ada..

Separuh jiwa pelengkap kekuranganku ....

Kau adalah kekasihku..

Kau adalah bidadariku....

Kaulah pujaan hatiku....

Dan kau lah segalanya bagiku....

Jangan pernah kau tinggalkanku...

Jangan pernah kau coba untuk berpaling dariku..

Tak rela diri ini bila melihatmu bersama dengan yang lain...

Kau hanya miliku.... melikku selamanya...

Wahai bidadari hidupku....

Aku mencintaimu...

Selamanya.....

Rabu, 06 Juni 2018

Hilang arah

Hiru biru malam, membuat fikiranku terkoyak, bagai diterkam kebingungan, yang terus menerus berkecamuk dalam diri. tak tenang!

Ingin diri ini menyeruak, dan menerpa sang malam, agar terlepas, lalu jauh menghilang..

Lalu, kudapati malam yang lebih indah, tanpa kudapati kehiru biru-an yang membosankan...

Karena disanalah aku akan berjingkrak-jingkrak sambil terkakah-kakah menikmati indahnya malam... Namun Itu hanya mimpi!

Dengan keadaan diri yang seolah-olah terbelenggu, dan terdiam membeku, tak mampu berlari dari keadaan tak wajar...

Entah, apakah ini hanya sebatas ujian, ataukah suatu takdir, atau mungkin, adalah dua-duanya, aku tak paham?

Jika ini ujian, maka aku harus hadapi, walaupun begitu berat dan mematikan...

Namun jika ini adalah takdir, maka hanya berdiam diri dan berdoa sebagai langkah terkhir. entah lah...?

Semoga saja tuhan memberikan jalan malam ini...

Untukku yang hilang arah....

Selasa, 05 Juni 2018

Metafora

Perjalanan hidup, selalu saja tidak pernah berjalan lurus. Penuh lika-liku dalam mengarunginya. Sesuatupun, saling mengantri untuk menjegal dalam perjalanan. Sehingga pun, banyak orang yang tidak dapat sampai pada tujuan yang sebenarnya (Shiratal Mustaqim). Dikarenakan tidak mampu dan bahkan tidak tahan akan banyaknya rintangan yang menghadangi.

Perjalanan hidup selalu membingungkan. Jalan lurus mulus tidak selamanya menjadi ukuran jalan yang paling benar. Kadang malah menyesatkan, bahkan kadang mematikan. Malah kadang sebaliknya, jalan yang penuh bebatuan, malah menghantarkan pada tujuan dan keselamatan.

Menjalani kehidupan memang bukanlah hal yang gampang. Butuh keseriusan, kesabaran, ketelitian, kepekaan, kekuatan, kesemangatan, dan kehati-hatian. Kerena dunia begitu luas, dan begitu lebar. Lebarnya dunia menandakan lebarnya dan banyaknya jalan kehidupan. Maka Jangan coba-coba anggap dunia hanya selebar daun kelor saja.

Tidak cukup dengan satu kepala, satu mata, satu mulut, satu tangan, dan tidak cukup hanya dengan satu kaki. butuh banyak kepala, mata, mulut, tangan, dan kaki untuk menjalani kehidupan. Demi untuk terhindar dari ketidak jelasan dan keserba-bingungan kehidupan.
Karena sejati, manusia adalah mahluk sosial, yang tidak bisa hidup dengan kesendirian. Selalu dan selalu, pasti membutuhkan orang lain, bukan ?

Hakikatnya aku, dia, mereka adalah kita . Seperti yang saya kutip dalam buku, dan Badut-pun Pasti Berlalu. yaitu, "Wajah bukan sekadar penanda. Tapi, wajah adalah kita ". artinya wajah kita bukan hanya sekedar penanda untuk membedakan kamu dan aku, dia dan mereka, tapi sejatinya wajah adalah kita ,Ya wajah kita, wajah manusia. karena menurut hemat saya,seluruh manusia adalah kita.

Maka jangan terlalu angkuh dan sombong dalam mengarungi kehidupan. Jangan sekali-kali menganggap diri kita adalah yang paling benar, dan yang lain adalah salah.  Jika sifat kita demikian, niscaya kita tidak akan sampai kepada tujuan kehidupan, karena sejatinya kehidupan adalah kebersamaan.

Berkehidupanlah dengan kehidupan yang bijak, agar kita selamat, tidak terprenjak, terjebak dan diinjak-injak.

Senin, 04 Juni 2018

Rugi dan dirugikan

Ini adalah kritikanku, kritikanku untuk kampus bilingualku, kritikanku untuk kampus hijauku, kampus dengan berbagai cerita barunya, cerita barunya yang bagiku omong kosong. Ya ini adalah kritikanku untuk kampusku STAI At-Taqwa.
Aku mungkin tidak begitu pintar dan tidak cukup pandai, untuk tidak menghina kampusku. Bibirku seolah-olah ingin terus menghina kampusku. Karena bagiku, teramat banyak kesalahan yang sudah terjadi dan pun sering dilakukan oleh kampusku tercinta. Yaa terlalu banyak.
Pimpinan kampusku mungkin saja sudah tidak mampu memperbaiki kesalahan dan kekurangan kampusku ini, mereka sudah melemah dan terlalu lembek hingga tiada semangat, dikarenakan perutnya sudah kekenyangan oleh makanan-makan mahalnya, dengan uang gaji dari kampusku. Pantaslah kumpusku ini tidak maju-maju, malah terus mundur dan mundur cantik. Tidak ada perkembangan.
Tempo hari ada salah satu mahasiswa yang mengkritik kampusku dengan tulisan, dan itu sangat menggemparkan kampusku, terutama mereka yang kekenyangan dikursi dan ruang ber-AC itu. Yaa karena kritikan dari salah satu mahasiswa itu sangatlah realistis tanpa dibuat-buat. Tulisan itu berisi tentang kampusku yang tidak konsisten, dari program-program kampus yang sangat tidak konsisten,dari program kampus bilingual (dua bahasa), program (ngaji sebelum masuk) dan program-program lainnya, yang hanya berjalan tidak begitu lama. Ya karena kampusku memang tidak konsisten.
Sehingga bagiku ada yang masih kurang dari kritikan mahasiswa tempo hari itu, yaitu tentang perbaikan nilai yang semakin melonjak tinggi. Dari harga Rp. 2000 hingga naik Rp. 25000. Yang bagiku itu sangat lah mahal dan merugikan. Walaupun dengan alasan kenaikan harga perbaikan nilai itu, untuk menunjang mahasiswa untuk aktif kuliah. Ya mungkin alasannya agak rasional sedikit bagi saya. Kenapa saya tadi mengakatan merugikan mahasiswa, terutama saya?
Karena begini, coba kita lihat program-program dikampus yang sangat amburadul, terutama program yang itu menambah kualitas mahasiswa, sangatlah minim, seperti UKM dan kegiatan-kegiatan organisasi intra kampus untuk membimbing mahasiswa sangatlah jarang, bahkan sepertinya tidak ada. Maka dengan kondisi kampus yang demikian, maka tidak heran jika beberapa dari mahasiswa enggan kuliah, bahkan malas kuliah. Sehingga berdampak nilainya tidak lulus gara-gara jarang kuliah, dan harus membayar perbaikan sebesar 25 ribu. Dan paling anehnya ada salah satu dari mahasiswa yang itu sangat rajin kuliah malah tidak lulus, gara-gara input nilai dari TU kampus yang tidak beres, dan itu sangat merugikankan kami, selaku mahasiswa. Sangat merugikan. Boleh lah jika ada yang mengatakan itu salah mahasiswanya, ya mahasiswa yang malas dan tidak lulus gara-gara kemalasannya. Tapi bila mahasiswanya rajin dan mereka tetap saja nilainya tidak lulus. Siapa yang harus disalahkan?? Tentunya mereka (pimpinan kampus) yang harus disalahkan dan bertanggung jawab akan hal itu.
Dampak-dampak dari mahasiswa malas itu, terjadi Karena keinginan dari mahasiswa sering kali terlalaikan. Jika saja pempinan kampus dan organisasi-organisasi intra kampus memperbaiki kekurangan yang ada dan mampu memahami tentang keinginan mahasiswanya, maka saya rasa mahasiswa akan rajin dan giat belajar karena keinginan dan harapannya terpenuhi dan pun mampu mengembangkan dan mengharumkan kampusku tercinta.
Entah lah apa yang mereka(pempinan kampus) pikirkan ? Saya rasa mereka hanya uang yang difikirkan, bukan bagaimana mengembangkan mahasiswanya. Petutkah pemimpinan seperti mereka, kita katakan sangatlah kurang ajar??
Jika mereka masih tetap angkuh dan tidak mau memahami atau pura-pura tidak paham, tentang apa kebutuhan dari mahasiswanya. Maka siap-siaplah kampusku tercinta gulung tikar. Bukan kah begitu kawan?
Bapak, ibuk pimpinan kami merasa dirugikan olehmu!!!! Jangan injak-injak kami dengan sepatu mahalmu yang itu pemberian kami..!! Perbaiki kekurangan kampusku kami. Stop jangan mengumbar kebohongan...!!!!!