Tampilkan postingan dengan label catatanku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label catatanku. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 November 2018

Hanya nasihat saja

Mulai hari ini sibuklah menata diri
Jangan kau tunda-tunda lagi
Sudah...Hilangkan rasa iri dan dengki
Jangan mudah terprovokasi, emosi apalagi sampai mencacimaki

Fokus dan konsentrasi pada tujuan yang ada di hati
Yakinlah, tujuanmu adalah langkah yang pasti untuk menuju masa depan sejati

Berdiri dan bangkitlah tanpa perlu berbasa-basi
Hilangkan rasa ragu yang senantiasa menyelimuti dan menghampiri
Lakukan segala sesuatu dengan suka hati
Tancapkan kepercayaan tanpa perlu menghianati
Ya, jika  hidupmu ingin lebih berarti

Memang, hidup ini tidak semudah makan nasi
Dengan hanya  modal mengunyah dan menelan saja lalu perut terisi
Perlu semangat dan kekuatan yang lebih untuk bisa mengatasi dan melintasi

Menjalani Hidup memang sulit, dan sering kali banyak dari mereka susah untuk bangkit hingga sampai jatuh sakit

Menjalani hidup, pasti lah banyak masalah-masalah yang datang menghampiri  diri
Banyak orang frustasi dan mati gara-gara gantung diri
Karena, mereka tak kuat hati, tak bisa kontrol emosi dan terlalu meyombongkan diri

Maka Jika harapan tidak sesuai dengan keinginan hati
dan kegagalan selalu saja menghampir
Tetaplah berusabar, bersabar dan selalu percaya diri
isilah hati dan otak ini
Dengan lantunan ayat-ayat suci
Milik kalam sang ilahi rabbi

Agar kita bisa rendah hati, tak mudah letih, tak mudah sakit hati dan tetap mensyukuri nikmat tuhan yang sudah diberi

Ahmad Rizal
Gentong, Taman Krocok Bondowoso
15 November 2018

Jumat, 12 Oktober 2018

Teruntuk Pemimpinku yang baru

Kita tahu, negeri ini adalah negeri yang besar dan kaya raya alamnya. Negeri Dwipa leluhur kami menyebutnya.

Pada abad ke-16 sampai abad 17, negeri ini sudah mulai dikuasai oleh orang-orang Belanda. Mereka mengeksploitasi kekayaan alam kami, mengeksploitasi juga nenek moyang kami, mereka menindas nenek moyang kami dan juga mengina dan mencacimaki nenek moyang kami. Pada abad ini merupakan abad kegelapan bagi nenek moyang kami, dan abad yang cerah bagi mereka. Kaum imperialis.

Tak lama kemudian, lahirlah seorang pemimpin di negeri ini, dia mencerahkan negeri kami dan juga menjadi awal yang cerah bagi kegelapan negeri kami. Dialah putra sang fajar, bapak revolusioner bagi kami, dan kami akrab menyapanya dengan sebutan "Bung Karno".

Dia mencerahkan negeri ini dengan gagasan-gagasannya.
Dia menguatkan orang-orang negeri ini dengan semangatnya.
Dia pula yang menghentikan pendindasan-penindasan di negeri ini dengan keberaniannya.
Hingga akhirnya meredekalah bangsa Indonesia ini.

Namun, kita juga perlu tahu, kemerdekaan negeri ini tidaklah diperoleh dari seorang bung karno saja. Melainkan kemerdekaan negeri ini adalah hasil berjuang bersama, dengan tujuan dan semangat yang sama.

Bung karno pun yakin, memperjuangkan suatu negeri yg besar dan bercita-cita untuk memerdekakannya, akan hanya jadi mimpi, ketika perjuangan itu tidak dilakukan dengan bersama-sama dan juga tidak dalam satu tujuan yang sama.

Begitupun organisasi kita sahabat-sahabat, organisasi kebanggaan kita. Tidak akan menjadi organisasi yang berkembang, tumbuh besar. Bila hanya  satu orang yang berjuang.  Untuk membangun organisasi yang besar perlu kekuatan yang besar, perlu kerja samaan dengan tujuan dan semangat juang yg sama, untuk memperoleh hasil yang sama.

Maka, oleh sebab itu, ingin saya menyampaikan kepada sahabat-sahabat. Kita sudah mempunyai pemimpin baru dengan semangat yang baru, pemikiran dan ide-ide baru, serta cita-cita yang baru untuk membesarkan organisasi tercinta kita ini.

Suatu kewajiban bagi kita, untuk patuh terhadapnya, untuk selalu menghormatinya, meyakini gagasan-gagasannya, menyemangatkannya, dan terus selalu mendukung apa-apa yang menjadi cita-citanya, dengan bukti, kita harus berjuang bersama-sama mereka. Pemimpin baru kita.

Saya yakin seyakin yakinnya, bahwa, kedua pemimpin baru kita ini adalah awal kejayaan organisasi kita. Dialah yang akan membawa organisasi kita pada hakekat kejayaan yang sesungguhnya. Percayalah!!!. 

Salam pergerakan!!
Ahmad rizal
Kamis 11 oktober, 2018
Gentong-Taman Krocok-Bondowoso.

Minggu, 07 Oktober 2018

Kebijaksanaan Badut Athena

Socrates membawa era baru, ia berbeda dengan filosof-filosof sebelumnya, jika filosof-filosof sebelumnya mengkaji tentang terbentuknya alam dan jagad raya. Maka, Socrates lebih mengkaji tentang perilaku atau tindakan manusia. Maka alangkah baiknya sebelum kita mengupas bagaimana pemikiran dan arah berfikir socrates, layaknya kita harus mengetahui siapa socrates itu??

Jadi, sekitar tahun 450 S.M Yunani menjadi pusat kebudayaan. Sejak masa ini, filsafat mengambil suatu era baru. Dimana para filsof alam memusatkan perhatiannya pada hakikat dunia fisik semata. Dan menjadi sentral dalam sejarah sains ( Dikutip dari buku:Dunia sophie). kemudian demokrasi berkembang dengan adanya majelis-majelis rakyat dan pengadilan hukum, sehingga menuntut warga-warga Athena perlu mengemban pendidikan yang serius. Selain dari hal itu yang terpenting bagi rakyat Athena adalah menguasi seni berpidato. Maka datanglah Sekelompok guru dari kloni-kloni Yunani berkumpul di Athena, mereka mencari nafkah dengan cara mengajar para warga di Athena pada waktu itu. Mereka menamakan dirinya dengan sebutan kaum Sophis, yang berarti seseorang yang bijaksana dan berpengetahuan. Mereka (kaum sophis) memiliki permikiran kritis terhadap metologi (mitos) tradisional sama halnya dengan filosof-filosof alam. Namun pada hal yang bersamaan, mereka menolak spekulasi filsafat yang tak berguna. Mereka beranggapan bahwa, walaupun banyak jawaban dari pertanyaan yang filosofis, manusia tidak dapat mengetahui kebenaran mengenai teka-teki alam dan jagad raya. Pandangan inilah yang disebut dengan skeptisme. Dan pun mereka (kaum sophis) beranggapan bahwa, tidak ada norma yang mutlak, karena bagi mereka kita tidak bisa menentukan apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah.

Kemudian pada tahun (470-399 S.M) Socrates lahir kedunia, dia mencerahkan dunia. Walaupun pada akhir hayatnya dia mati mengenaskan, dikarenakan dia memperkenalkan dewa-dewa baru kepada rakyat Athena dan dihukum serta diperintah untuk meminum racun cemara.

Jika kaum Sophis tadi bersifat skeptis terhadap spekulasi filsafat. Namun tidak bagi socrates, ia menyukai cara berfikir yang filosofis, dalam artian mencintai kebijaksanaan. Karena itulah socrates yang buruk rupa itu dan banyak yang mengatakan bahwa dia adalah badut Athena, dengan hidungnya yang besar, mata yang agak keluar dan perut yang buncit. Walaupun keadaan fisiknya bagitu, dia selalu tetap saja merasa bahagia.

Dia memiliki seni berdiskusi atau bisa kita sebut dengan Dealektika Socrates. Dia tidak pernah memposisikan dirinya sebagai orang yang paling mengetahui segalanya. Namun, sebaliknya dia selalu memposisikan dirinya sebagai orang yang tidak tahu apa-apa. Karena baginya, orang yang bijaksana adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak tahu. Dari dealektikanya itu, ia mencoba menanyakan sesuatu yang tidak dipahaminya kepada seseorang yang setiap ia temui, sampai-sampai seseorang itu tidak dapat menjawab pertanyaannya. Dan sering kali ia melontarkan pertanyaan yang menyebalkan, sehingga lawan bicaranya mengakui kesalahan dari argumennya. Dan disitulah sebenarnya letak dealektika Socrates, dia mencoba membuka akal sehat seseorang untuk mengetahi suatu kebenaran.

Dalam buku Dunia Sophie, Jostien Gaarder mengibaratkan Socrates sebagai bidan yang membantu "melahirkan" wawasan yang benar. Karena bagi (Socrates), pemahaman tidak timbul dari diri orang lain, melainkan dari dirinya sendiri, dengan pemahanan yang seperti itu niscaya akan menuntun pada jalan yang benar. Baginya seseorang akan berbuat benar, ketika ia mengetahui tentang kebenaran itu sendiri. Disinilah dapat kita simpulkan bahwa socrates adalah seorang rasionalis.

Socrates mempercayai bahwa manusia lahir kedunia sudah membahwa potensi. Dan ia tidak mempercayai bahwa manusia lahir seperti kertas putih. Seperti halnya seorang bayi yang baru lahir, ia sudah mempunyai potensi menangis sejak ia lahir, tanpa perlu orang tuanya mengajarinya cara untuk menangis.

Itulah yang saya pahami mengenai ajaran-ajaran socrates, hal yang dapat kita ambil dari ajaran-ajarannya adalah, kita tidak boleh menganggap diri kita sebagai seseorang yang paling benar, kita harus selalu beranggapan kita tidak tahu apa-apa. Dengan begitu maka kita akan mempunyai pengetahuan yang banyak dengan berusaha mengetahui sesuatu yang tidak ketahui itu.

Joisteen Gaader mengatakan "Mengetahui bahwa kita tidak tahu, merupakan pengetahuan juga."

Kademangan, Bondowoso.
Sabtu, 06 Oktober, 2018

Jumat, 20 Juli 2018

" Kita tidak perlu menjadi tukang sulap "

Pesulap atau tukang sulap, semua orang pasti mengetahui kalimat ini, dan bukan sesuatu yang asing bagi mereka. Pesulap atau tukang sulap adalah salah satu profesi yang menganehkan, tapi lumayan menyenangkan. Karena setiap pesulap ketika ia tampil dipanggung, selalu saja ia membuat orang-orang kebingungan. Kenapa?? Karena Ia kadang kala membuat sesuatu yang ada menjadi tiada dan menjadikan yang tiada menjadi ada. Bukan kah itu sangat mengherankan dan membingungkan?? Trik-trik sulapnya selalu membuat kita terpesona dan terdiam tanpa gerak. Ya pesulap memang hebat dalam persoalan sulap menyulap.

Disini saya tidak akan membahas lebih dalam terkait pesulap tadi, terkait trik-triknya yang membuat sesuatu ada menjadi tiada, dan sebaliknya. karena itu hanya akan membuat dunia menjadi rame. Namun, disini saya akan membahas terkait apa yang disebut ada dan tidak ada. Ini tentu membuat  njlumet bagi saya pribadi untuk menjelaskannya. Namun saya akan membahas perihal "ada"nya eksistensi dan "tidak ada"nya eksistensi. Bukan membahas ada dan tidak ada secara universal. Namun secara khusus.

Berbicara eksistensi, menurut KBBI adalah "keberadaan". Keber-ada-an yang awal mula kalimatnya adalah "ada"  ketambahan keber dan an, menjadi keberadaan. Apa sih ada itu?? Apakah ada adalah sesuatu yang nampak? Ada tidak dapat diukur dengan sesuatu yang nampak. Karena hakikat ada adalah sesuatu yang ada dialam idea. Kata plato tokoh filsafat aliran idealisme waktu itu. Namun berbeda dengan tokoh-tokoh filsafat aliran empirisme, tokoh-tokoh empirisme meyakini bahwa yang disebut ada adalah sesuatu yang dapat di ukur dengan melalui panca idra. Membingungkan bukan? Kita pun mungkin tidak bisa menyalahkan dari kedua teori yang berbeda itu, cukup kita pahami dan membenarkannya saja.

Fokus kepada eksistensi, menarik rasanya kita membahas eksistensi yang terobjek kepada manusia dalam kajian ini, ya eksistensi manusia. 

"Manusia menjadi manusia jika berada di antara manusia " kata Emmanuel Kant.

Manusia sejatinya adalah makhluk sosial bukan makhluk individu yang mampu berdiri sendiri dan selalu berada dalam kesendirian. Teks suci selalu menyarakan kita agar saling mengenal satu sama lain.

kita adalah makhluk sosial, yang kapan pun dan dimana pun membutuhkan yang lainnya. Namun herannya, sebagian manusia terkadang terlalu berisifat ekslusif (menganggap dirinya sebagai satu-satunya yang paling benar dan yang lain adalah salah) tidak menganggap yang seharusnya ada adalah sesuatu yang benar-benar ada (mentiadakan yang ada), bukankah mentiadakan yang seharusnya ada merupakan kewenangan tuhan? dan kita (manusia), tidak berhak untuk mentiadakan yang seharusnya ada dan mengadakan yang seharusnya tiada, sangat tidak berhak. perihal persoalan kemanusiaan.

Manusia terkadang terlalu egosentrik dalam bertindak, sehingga tidak heran terkadang adanya tidak dianggap ada oleh yang lainnya, dikarenakan ia selalu berisikukuh dengan pendapatnya sendiri, dan tidak mau dengan pendapat orang lain.

Nafsu manusia yang teramat besar mengahancurkan eksistensinya semestinya berada menjadi tak berada. Padahal eksistensi dirinya akan ada melalui lingkungan, ya lingkunganlah yang sejatinya membuat atau membentuk eksistensinya menjadi ada. kata salah satu aliran filsafat eksistensialisme. Jika kita tidak di anggap ada oleh yang lainnya, maka sepatutnya kita bertanya dengan diri kita sendiri. menganggap ada kah kita dengan manusia yang semestinya memang ada ?? Karena eksistensi kita akan ada dan terbentuk melalui lingkungkungan sosial yang ada.

Paradoks yang berkembang saat ini terkadang terlalu menyeleweng dari yang sebenarnya tidak boleh diselewengkan, sifat sombong, angkuh, tidak mau menerima perbedaan, dan terlalu menganggap diri kita lah  yang paling hebat dan benar adalah salah satu indikator yang membuat eksistensi kita tiada. maka jika ia menginginkan diri kita dianggap sebagai manusia, maka manusiakanlah yang memang manusia dan jangan memanusiakan yang sejatinya bukanlah manusia. Kita tidak perlu menjadi tukang sulap dan menyulap perihal eksistensi manusiaan. Karena hal begituan hanya akan mempersulit kita bukan??? Bukan kah kita butuh keluarga, sahabat, dan teman, agar kita di kenal dan di anggapnya ada??

Ahmad Rizal, 21 juli, 2018.
Gentong, taman krocok, bonndowoso

Kamis, 28 Juni 2018

Konsumen Tetap Kebenaran

Kita (manusia) adalah makhluk khas. katanya Dr. M. kristiawan dalam bukunya, filsafat pendidikan, mengapa Dr. M. Kristiawan mengakatan begitu ? karena baginya manusia hidup bukan hanya untuk bertahan hidup, bukan seperti tikus yang hanya mencari mangsa agar ia bisa bertahan hidup. Namun manusia lebih dari itu, manusia mempunyai beribu-ribu keinginan dalam hidupnya, bukan hanya bertahan hidup, seperti se-ekor tikus. oleh sebab itulah Dr. m. kristiawan menegaskan kembali bahwa manusia adalah makhluk khas yang berbeda dengan makhluk lain ciptaan tuhan.

Ke-khasan manusia adalah, mereka yang mampunyai banyak perbedaan-perbedaan pendapat, keinginan, cita-cita dan tujuan. sehingga terkadang manusia terlalu ego dengan ke-khasannya. Keegoan tersebutlah yang malahirkan perbedaan dan kadangkala perbedaan itu tidak mampu diterima oleh yang lainnya dan bahkan sebaliknya. Hal itu disebabkan, tidak lain karena sama-sama mempertahankan ke-egonya.

Kebenaran adalah pembahasan dan peng-aku-akuan yang sering kali manusia perdebatkan dan pertarungkan. Dan itu pun saya rasa tidak akan pernah ada akhirnya dan mungkin tidak akan berakhir sampai hari kiamat nanti.

Mengklem satu sama lainnya sudah hal biasa bagi manusia, memfitnah, gosip dll sudah menjadi rutinitas manusia sehari-hari bahkan membunuh satu sama lain adalah hal wajar bagi manusia itu sendiri. hal itu terjadi tidak lain adalah karena mengagung-agungkan kebenaran dan saling berebut siapa yang paling benar, yang akibatnya sangat membahayakan sesama manusianya .

Hal itu terjadi karena manusia minim dalam pendidikannya hingga tak terdidik kelakuannya, dan tidak mengetahui ukuran kebenaran itu sendiri. Paule Netrop mengakatan dalam buka Epistimologi kiri yang pengarangnya saya lupa. Ia mangatakan, kebenaran tidak perlu pengakuan dan diakui bahkan memaksakan agar orang mengakui bahwa itu adalah kebenaran, akan tetapi kebenaran akan diakui dengan dirinya sendirinya, tanpa pemaksaan. jikalah ia memang benar-benar benar.

Mengukur kebanaran. Dalam mengukur kebenaran tentunya kita harus tahu klasifikasi kebenaran itu sendiri, agar kita tidak mencampur adukkan kebenaran satu dengan yang lainnya, sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam filsafat pendidikan Dr. m kristiawan menjelaskan tentang kebenaran, ia menjelaskan bahwa secara umum ada 4 jenis kebenaran (yang bisa kita ukur) yang dikenal orang, yaitu kebenaran religius, filosofis, estetis dan kebenaran ilmiah. oleh karennya kita tidak bisa mencampur kebenaran filosofis, yang itu kebenarannya penuh perbedaan pendapat. dengan kebenaran religus yang itu merupakan kebenaran tingkat langit, kebenaran mutlak tuhan kata sahabat diskusi saya.

ketika kita sudah mengetahui jenis-jenis kebenaran itu sendiri, tentunya kita bisa bersikap lebih dewasa, tidak mudah menyalahkan yang satu dan yang lainnya.

Kebenaran itu ambigu kata buku yang pernah saya baca. Sebenarnya tidak penting berbicara dan berdebat masalah kebenaran. Karena bagi saya tidak ada gunanya bila hanya membahasa dan berdebat masalah kebenaran, jika ktidak mampu berbuat kebenaran itu sendiri.

sering kali masyarakat kita terlalu asik menjadi konsumen kebenaran, mereka menjadi penilai, pembeli dan bahkan juri bagi kebenaran yang itu dijual oleh para pemikir-pemikir pembuat kebenaran. Namun realitasnya, dirinya sendiri tidak mampu dan bahkan malas melakukan suatu kebenaran dan perbuatan yang benar. Jika tetap demikian, maka kebenaran hanyalah menjadi kata bukan fakta yang seharusnya diimplementasikan, dan mungkin kita akan hanya mengharap kebenaran yang datangnya put tak pasti kapan, karena memang diri kita sendiri tidak mampu memberi kebenaran dan berbuat yang benaran. Sehingga kebenaran tak kunjung datang.

Oleh karenanya, selayaknya kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain. itu lah kebenaran yang nyata, fakta dan bukan kata. Yaitu kebenaran yang dijalankan. bukan hanya kebenaran yang dibeli dan dikonsumsi teruntuk dirinya sendiri.

tidak akan pernah jadi benar jika kita tidak bisa melakukan hal yang benar-benar benar. bukan??

Ahmad Rizal, 26 juni, 2018. Alun-alun Bondowoso.

Kamis, 14 Juni 2018

Kebahagiaan yang ku Rindukan

Doarr, doaar, doaar, doar, duurrr, duurr, demm...
Bunyi petasan meledak di malam kala itu...

Percikan api dari petasan itu menambah indahnya malam penuh gemerlap bintang...

Malam perayan hari raya idul fitri, hari kemenangan bagi mereka. umat muslim...

Mereka yang kusut, kusam disana dan disitu berlomba-lomba membunyikan petasannya...

Kegembiraan-kegembiraan mulai terlintas dalam wajah kusut, kusamnya...

Tampak senang, ceria tak ada duka, yang kulihat darinya. sama sekali tidak ada duka...

Teriakan tawa dan rintihan bahagia orang-orang bermuka kusut, kusam itu, pun dilantunkan. ketika petasa sudah mulai meledak dan berbunyi memercikkan api indahnya di atas langit....

Heboh, bukan main kala malam itu, ada yang sebagian takut, tapi senang. ada juga yang sebagian menonton dengan suara gelagaknya yang penuh dengan terkakah-kakah..

Senyumnya begitu indah dimalam itu...

Senyuman yang begitu sederhana..

Tersentuh diri ini melihatnya, melihat mereka yang bermuka kusut,kusam itu...

Begitu sederhananya mereka untuk bahagia dan membahagiakan diri...

Cukup hanya dengan satu petasan kecil harga 30 ribu itu pun, mereka sudah sangatlah senang dan bahagia yang begitu luar biasanya...

Apalagi mereka didudukan dikursi mewah, ruangan ber-AC, dengan makan-makan mewah dan nikmat. seperti apakah kebahagian mereka jika berada di tempat itu??...

Diri ini tidak dapat membayangkan, seperti apa kebahagian mereka, entahlah. mungkin sangatlah bahagia dan sangat bahagia...

Terimakasih Tuhan, kau berikan mereka kebahagiaan dihidupnya yang penuh kesederhanaan itu. lindungi dan rawatlah mereka Tuhan, ya, mereka dengan wajah kusut, kusam itu....  

Selamatkanlah mereka dari berbagai kelaliman di negeri ini, Tuhan. Selamatkan lah....

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillah Hilhamdu....

Ahmad RizalGentong, bondowoso 14. juni 2018