Sabtu, 18 Agustus 2018

Aku masih mengingatmu

Sampai hari ini,  aku masih mengingatmu,masih mengingat kenangan-kenangan indah kita dulu. Wajahmu masih saja tak henti-hentinya menghantui fikiranku. Jujur aku tidak bisa melupakanmu. Bagiku melupakanmu adalah pekerjaan paling menyulitkan dan menyakitkan.

Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk terbebas dari masa lalu ini, aku sudah tidak tahan berlama-lama di hantui masa lalu. Fikiranku menjadi tak karuan saat aku ingat tingkah lakumu, saat aku ingat perhatianmu yang kau berikan padaku waktu kita masih menjalin hubungan dulu; mengingatkan aku makan, melarangku tidak bolos kuliah, dan hal-hal lain yang merugikanku. Sungguh aku tak kuat dan ingin cepat lepas dari masa lalu ini.

Kamu mungkin gampang untuk melupakan semua kenangan-kenangan saat kita bersama dulu, kamu mungkin bisa beraktivitas seperti biasanya. Namun, bagiku tidak. Keputusanmu untuk tidak bersamaku menghancurkan fikiranku, menghancurkan harapanku dan menghancurkan segalanya. Saat ini sepertinya aku tidak lagi waras atas apa yang kau lakukan padaku. Kau rusak semua rencana-rencana masa depan yang sudah kita bangun berdua. Rencana-rencana bahwa kita akan menikah jika sudah  sarjana SI. Kau mengahcurkan rencana itu.

Seharusnya kita masih bisa bersama. Namun entah kenapa? Kau memilih untuk menyudahi hubungan ini. Padahal Aku yakin Kita bisa selesaikan masalah-masalah kita dengan fikiran yang tenang. Aku tahu, kau bosan denganku perihal aku jarang menghubungimu, tidak ada waktu untuk menemanimu. Namun kau juga harus paham, aku sedang sibuk dengan organisasiku, aku sedang sibuk dengan pekerjaanku; membaca buku, belajar menulis dan diskusi bersama teman-temanku.

Harus kau tahu, aku bukan lebih memilih pekerjaanku dari pada memilihmu, namun kamu harus tahu, aku lakukan itu demi masa depanku dan masa kita. Jika aku sukses kelak, maka kita akan gampang mengarungi kehidupan jika ksudah berkeluarga nanti.

Aku sibuk dengan pekerjaanku bukan hanya untukku sendiri tapi untukmu juga. Kau harusnya memahami itu. Namun sudah lah, perihal kamu memutuskan hubungan ini, mungkin sudah menjadi pilihan terbaikmu. Aku tidak bisa melarang kemauanmu. Karena apa yang kamu pilih adalah sesuatu yang mungkin sudah terbaik untukmu. Walaupun bagitu tidak.

Dengan semua yang tengah menimpaku dan kita, aku hanya bisa berharap, semoga kau menemukan seseorang yang memahamimu, memahami kenginanmu dan memahami semua yang kau mau. Menemanimu dikala kamu kesepian, dan menjagamu kemana pun kamu pergi. Dan lebih-lebih bisa membahagiakanmu sampai akhir hidupmu.

Terimakasih atas semua kenangan-kenangan indah yang kau berikan padaku. Terimakasih untuk semua yang telah kau berikan. Dan maaf jika aku masih mengingatmu, masih mencintaimu dan masih menaru nama dalam hatiku. Walaupun semua itu dibungkus dengan yang namanya "masa lalu" yang memilukan.

Ahmad Rizal
Minggu, 19 agustus, 2018. Grujugan, Bondowoso

Selasa, 14 Agustus 2018

Perasaan yang belum sempat dinyatakan


Kita sudah lama saling kenal. Sering bercandatawa, saling bercerita banyak hal; tentangmu dan tentangku, Bahkan kau sudah mengenal sifatku, makanan kesukaanku dan warna favoritku, begitu pun aku mengenalmu sama seperti kau mengenalku. kalau boleh jujur, aku sudah jatuh hati padamu waktu itu. Namun, kebodohanku adalah tidak menyatakan secara cepat padamu perihal perasaanku. Dan kini kau telah pergi menjauh, kau pergi dengan kekasih barumu. Bukan tanpa sebab itu terjadi, melaikan itu adalah kesalahanku dimana waktu itu aku yang terlalu lama menyatakan perihal perasaanku padamu.

Kekasih baru itu adalah temanku sendiri yang waktu itu aku kenalkan denganmu. Kau masih ingat kan kejadian waktu kau dikanalkan dengannya??? Semoga kau masih ingat. Semenjak kau kenal dengannya kau pun sudah jarang menghubungiku. Mungkin kau sudah melupakanku, melupakan makanan kesukaanku, melupakan warna favoritku, dan mungkin melupakan segalanya tentangku. Karena mungkin bagimu mengingat seseorang yang bukan kamu cintai adalah hal yang tidak menyenangkan. Ahh sudah lah!! itu hanyalah cerita masa laluku, yang tak perlu aku ingat kembali agar tak menjadi benalu dan membuat pilu dalam kehidupanku.

Aku harus bisa bangkit berdiri, mencari jati diri lagi, menemukan kekasih lagi dan harus mulai berlari-lari sambil menari-nari dari kepedihan yang amat perih  agar kepedihan dan kesedihan yang sudah aku alami cepat tersudahi dan cepat kembali pulih seperti dulu lagi.

Ahmad Rizal
Kademangan, Bondowoso, selasa 14 agustus 2018.

Jumat, 20 Juli 2018

" Kita tidak perlu menjadi tukang sulap "

Pesulap atau tukang sulap, semua orang pasti mengetahui kalimat ini, dan bukan sesuatu yang asing bagi mereka. Pesulap atau tukang sulap adalah salah satu profesi yang menganehkan, tapi lumayan menyenangkan. Karena setiap pesulap ketika ia tampil dipanggung, selalu saja ia membuat orang-orang kebingungan. Kenapa?? Karena Ia kadang kala membuat sesuatu yang ada menjadi tiada dan menjadikan yang tiada menjadi ada. Bukan kah itu sangat mengherankan dan membingungkan?? Trik-trik sulapnya selalu membuat kita terpesona dan terdiam tanpa gerak. Ya pesulap memang hebat dalam persoalan sulap menyulap.

Disini saya tidak akan membahas lebih dalam terkait pesulap tadi, terkait trik-triknya yang membuat sesuatu ada menjadi tiada, dan sebaliknya. karena itu hanya akan membuat dunia menjadi rame. Namun, disini saya akan membahas terkait apa yang disebut ada dan tidak ada. Ini tentu membuat  njlumet bagi saya pribadi untuk menjelaskannya. Namun saya akan membahas perihal "ada"nya eksistensi dan "tidak ada"nya eksistensi. Bukan membahas ada dan tidak ada secara universal. Namun secara khusus.

Berbicara eksistensi, menurut KBBI adalah "keberadaan". Keber-ada-an yang awal mula kalimatnya adalah "ada"  ketambahan keber dan an, menjadi keberadaan. Apa sih ada itu?? Apakah ada adalah sesuatu yang nampak? Ada tidak dapat diukur dengan sesuatu yang nampak. Karena hakikat ada adalah sesuatu yang ada dialam idea. Kata plato tokoh filsafat aliran idealisme waktu itu. Namun berbeda dengan tokoh-tokoh filsafat aliran empirisme, tokoh-tokoh empirisme meyakini bahwa yang disebut ada adalah sesuatu yang dapat di ukur dengan melalui panca idra. Membingungkan bukan? Kita pun mungkin tidak bisa menyalahkan dari kedua teori yang berbeda itu, cukup kita pahami dan membenarkannya saja.

Fokus kepada eksistensi, menarik rasanya kita membahas eksistensi yang terobjek kepada manusia dalam kajian ini, ya eksistensi manusia. 

"Manusia menjadi manusia jika berada di antara manusia " kata Emmanuel Kant.

Manusia sejatinya adalah makhluk sosial bukan makhluk individu yang mampu berdiri sendiri dan selalu berada dalam kesendirian. Teks suci selalu menyarakan kita agar saling mengenal satu sama lain.

kita adalah makhluk sosial, yang kapan pun dan dimana pun membutuhkan yang lainnya. Namun herannya, sebagian manusia terkadang terlalu berisifat ekslusif (menganggap dirinya sebagai satu-satunya yang paling benar dan yang lain adalah salah) tidak menganggap yang seharusnya ada adalah sesuatu yang benar-benar ada (mentiadakan yang ada), bukankah mentiadakan yang seharusnya ada merupakan kewenangan tuhan? dan kita (manusia), tidak berhak untuk mentiadakan yang seharusnya ada dan mengadakan yang seharusnya tiada, sangat tidak berhak. perihal persoalan kemanusiaan.

Manusia terkadang terlalu egosentrik dalam bertindak, sehingga tidak heran terkadang adanya tidak dianggap ada oleh yang lainnya, dikarenakan ia selalu berisikukuh dengan pendapatnya sendiri, dan tidak mau dengan pendapat orang lain.

Nafsu manusia yang teramat besar mengahancurkan eksistensinya semestinya berada menjadi tak berada. Padahal eksistensi dirinya akan ada melalui lingkungan, ya lingkunganlah yang sejatinya membuat atau membentuk eksistensinya menjadi ada. kata salah satu aliran filsafat eksistensialisme. Jika kita tidak di anggap ada oleh yang lainnya, maka sepatutnya kita bertanya dengan diri kita sendiri. menganggap ada kah kita dengan manusia yang semestinya memang ada ?? Karena eksistensi kita akan ada dan terbentuk melalui lingkungkungan sosial yang ada.

Paradoks yang berkembang saat ini terkadang terlalu menyeleweng dari yang sebenarnya tidak boleh diselewengkan, sifat sombong, angkuh, tidak mau menerima perbedaan, dan terlalu menganggap diri kita lah  yang paling hebat dan benar adalah salah satu indikator yang membuat eksistensi kita tiada. maka jika ia menginginkan diri kita dianggap sebagai manusia, maka manusiakanlah yang memang manusia dan jangan memanusiakan yang sejatinya bukanlah manusia. Kita tidak perlu menjadi tukang sulap dan menyulap perihal eksistensi manusiaan. Karena hal begituan hanya akan mempersulit kita bukan??? Bukan kah kita butuh keluarga, sahabat, dan teman, agar kita di kenal dan di anggapnya ada??

Ahmad Rizal, 21 juli, 2018.
Gentong, taman krocok, bonndowoso

Sabtu, 14 Juli 2018

Buah yang jatuh

Pagi itu, sekitar jam 6, aku terjaga dari tidur pulasku, akupun langsung beranjak turun dari tempat tidurku untuk menuju kedepan halaman rumahku. Ya pagi itu, pagi yang dipenuhi tetesan embun, tiupan angin, suara burung, dan suara ayam, yang mulai meramaikan pagiku.

Perasaanku dipagi itu, antara rasa senang dan rasa dingin yang tak bisa ku pungkiri dan ku ingkari. Pertama rasa Senang. Senang, karena aku dapat melihat indahnya suasana pagi kala itu. Pagi dengan matahari yang diam-diam mengintipku dari ufuk timur. Ia mengintip bebarengan dengan sinarnya yang menghangatkan pagiku yang dingin. Dan kedua adalah Rasa dingin. Ya, pagi itu memang sangat dingin, sebab tetesan embun dan tiupan angin kencang rasanya mengajak aku bermain dan mereka pun mulai menempel pada kulitku yang tipis. Dinginnya pagi itu, Huhhhh.

Dengan keadaanku yang sedang duduk sambil memperlihatkan bahuku pada sinar matahari, yang menginginkan kehangatan darinya. Tiba-tiba tak sengaja aku melihat buah yang jatuh dari pohonnya, entah memang waktunya untuk terlepas dari pohonnya dan jatuh, atau sebab angin pada pagi yang amat kencang dan lancang menggoda buah iru agar terjatuh dari pohonnya?? Aku tidak tahu. Tapi aku yakin, sebab terjatuhnya buah itu tidak lain karena godaan angin kencang dan lancang itu, karena buah yang jatuh, bukan buah yang memang sudah seharusnya waktunya jatuh, melainkan beberapa buah yang belum saatnya untuk terlepas dari pohonnya dan belum saatnya untuk jatuh dari pohonnya. Ya buah itu jatuh sebelum waktunya.

Aku pun menghampiri buah-buahan yang berjatuhan itu, kulihat ada lima buah yang jatuh pada saat itu, dua buah yang masih mentah dan tiga diantaranya matang dengan warna merah yang sempurnah. Maksud hati ingin mengambil semua tiga buah yang matangnya sempurnah. Tapi aku tidak boleh mengambil semuanya, aku hanya boleh memilih dan mengambil satu buah dari tiga buah dengan warna dan matang yang sempurnah. Karena dulu ayahku pernah berpesan bagini padaku.

" Nak, dalam berkehidupan, kau harus bijak dalam persoalan memilih, Karena persoalan memilih bukan hal yang gampang, namun hal yang sulit, lebih sulit dari, pelajaran dan permainan TTS. Karena perihal memilih sesuatu apapun itu, harus melibatkan hati.  kau harus menentukan satu pilihan dan memutuskannya, tidak boleh dua, tiga ataupun lebih anakku. karena terlalu banyak memilih dan terlalu banyak pilihan adalah kreteria orang yang serakah jika ia tidak mampu adil. Maka jangan terlalu banyak memilih nak, pilihlah satu dari yang kau sukai. Karena kau manusia biasa, ditakutkan kau tak akan mampu mengadilkan semua yg kau pilih. berlakulah yang adil. hatimu hanya ada satu, maka kau hanya boleh memilih satu. Ingat nak, perihal memilih jangan libatkan nafsumu!, tapi hatimu itu lho nak, paham nak??"

Mengingat pesan ayahku, rasanya aku sulit menjatuhkan pilihan dari tiga buah dengan matang yang sempurnah, dan bagiku tiga buah itu, sama nilainya, sama warnanya, sama rasanya, pun sama besarnya. Aku tak dapat memilih. aku kebingungan. fikiranku kacau, karena tak dapat menentukan dan memutuskan pilihan. Tak dapat memilih dan mengambil satupun dari sekian tiga buah itu. Aku terlalu lama berfikir, terlalu lama terdiam, di tempat dimana buah itu jatuh.

Anak-anak kecil disekitar rumahku sudah mulai keluar rumah untuk bermain. mereka menghampiriku yang sedang termenung, bingung seperti orang bodoh. Dan akhirnya mereka pun juga melihat buah yang jatuh dengan matang yang sempurnah, dan dengan cepat mulai mengambilnya. Mereka mengambil semua buah itu.

Pupus sudah harapanku untuk mendapatkan buah itu, akhirnya yang kudapati hanyalah dua bauh yang mentah dan rasa galau, menyesal, dan kesal yang bercampur aduk. karena tak dapat memutuskan pilihan. Dan membiarkan pilihannya jatuh ketangan orang lain.

Simpulku, orang dewasa terlalu banyak angan-angan, terlalu takut dan terlalu berhati-hati dalam persoalan memilih. Gara-gara ketakutan dan kehati-hatianya, menyebabkan ia (orang dewasa) tak mampu memilih sesuatu yang ingin ia pilih, yang pada akhirnya ia tak mendapatkan pilihan dari sesuatu yang diperhatikannya dan diimpikannya menjadi yang terpilih.

Bagiku anak kecil itu lebih berani. Lebih berani dan bahkan lebih bijak dariku, karena anak kecil, berani dan bisa mengambil keputusan. Pun lebih berani mengambil resiko dari keputusan yang telah dipilihannya. Entah apapun resikonya. Karena mungkin baginya " Tugas kita adalah memilih, memilih adalah memilih, urusan salah dan benar itu tak penting, itu urusan belakangan, yang terpenting adalah mampu melaksanakan tugas memilih dan menentukannya."

Ahmad Rizal, tenggarang, 15 juli, 2018

Kamis, 28 Juni 2018

Konsumen Tetap Kebenaran

Kita (manusia) adalah makhluk khas. katanya Dr. M. kristiawan dalam bukunya, filsafat pendidikan, mengapa Dr. M. Kristiawan mengakatan begitu ? karena baginya manusia hidup bukan hanya untuk bertahan hidup, bukan seperti tikus yang hanya mencari mangsa agar ia bisa bertahan hidup. Namun manusia lebih dari itu, manusia mempunyai beribu-ribu keinginan dalam hidupnya, bukan hanya bertahan hidup, seperti se-ekor tikus. oleh sebab itulah Dr. m. kristiawan menegaskan kembali bahwa manusia adalah makhluk khas yang berbeda dengan makhluk lain ciptaan tuhan.

Ke-khasan manusia adalah, mereka yang mampunyai banyak perbedaan-perbedaan pendapat, keinginan, cita-cita dan tujuan. sehingga terkadang manusia terlalu ego dengan ke-khasannya. Keegoan tersebutlah yang malahirkan perbedaan dan kadangkala perbedaan itu tidak mampu diterima oleh yang lainnya dan bahkan sebaliknya. Hal itu disebabkan, tidak lain karena sama-sama mempertahankan ke-egonya.

Kebenaran adalah pembahasan dan peng-aku-akuan yang sering kali manusia perdebatkan dan pertarungkan. Dan itu pun saya rasa tidak akan pernah ada akhirnya dan mungkin tidak akan berakhir sampai hari kiamat nanti.

Mengklem satu sama lainnya sudah hal biasa bagi manusia, memfitnah, gosip dll sudah menjadi rutinitas manusia sehari-hari bahkan membunuh satu sama lain adalah hal wajar bagi manusia itu sendiri. hal itu terjadi tidak lain adalah karena mengagung-agungkan kebenaran dan saling berebut siapa yang paling benar, yang akibatnya sangat membahayakan sesama manusianya .

Hal itu terjadi karena manusia minim dalam pendidikannya hingga tak terdidik kelakuannya, dan tidak mengetahui ukuran kebenaran itu sendiri. Paule Netrop mengakatan dalam buka Epistimologi kiri yang pengarangnya saya lupa. Ia mangatakan, kebenaran tidak perlu pengakuan dan diakui bahkan memaksakan agar orang mengakui bahwa itu adalah kebenaran, akan tetapi kebenaran akan diakui dengan dirinya sendirinya, tanpa pemaksaan. jikalah ia memang benar-benar benar.

Mengukur kebanaran. Dalam mengukur kebenaran tentunya kita harus tahu klasifikasi kebenaran itu sendiri, agar kita tidak mencampur adukkan kebenaran satu dengan yang lainnya, sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam filsafat pendidikan Dr. m kristiawan menjelaskan tentang kebenaran, ia menjelaskan bahwa secara umum ada 4 jenis kebenaran (yang bisa kita ukur) yang dikenal orang, yaitu kebenaran religius, filosofis, estetis dan kebenaran ilmiah. oleh karennya kita tidak bisa mencampur kebenaran filosofis, yang itu kebenarannya penuh perbedaan pendapat. dengan kebenaran religus yang itu merupakan kebenaran tingkat langit, kebenaran mutlak tuhan kata sahabat diskusi saya.

ketika kita sudah mengetahui jenis-jenis kebenaran itu sendiri, tentunya kita bisa bersikap lebih dewasa, tidak mudah menyalahkan yang satu dan yang lainnya.

Kebenaran itu ambigu kata buku yang pernah saya baca. Sebenarnya tidak penting berbicara dan berdebat masalah kebenaran. Karena bagi saya tidak ada gunanya bila hanya membahasa dan berdebat masalah kebenaran, jika ktidak mampu berbuat kebenaran itu sendiri.

sering kali masyarakat kita terlalu asik menjadi konsumen kebenaran, mereka menjadi penilai, pembeli dan bahkan juri bagi kebenaran yang itu dijual oleh para pemikir-pemikir pembuat kebenaran. Namun realitasnya, dirinya sendiri tidak mampu dan bahkan malas melakukan suatu kebenaran dan perbuatan yang benar. Jika tetap demikian, maka kebenaran hanyalah menjadi kata bukan fakta yang seharusnya diimplementasikan, dan mungkin kita akan hanya mengharap kebenaran yang datangnya put tak pasti kapan, karena memang diri kita sendiri tidak mampu memberi kebenaran dan berbuat yang benaran. Sehingga kebenaran tak kunjung datang.

Oleh karenanya, selayaknya kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain. itu lah kebenaran yang nyata, fakta dan bukan kata. Yaitu kebenaran yang dijalankan. bukan hanya kebenaran yang dibeli dan dikonsumsi teruntuk dirinya sendiri.

tidak akan pernah jadi benar jika kita tidak bisa melakukan hal yang benar-benar benar. bukan??

Ahmad Rizal, 26 juni, 2018. Alun-alun Bondowoso.

Kamis, 14 Juni 2018

Lebaran dan Menu warung Cak Pipi

Dihari yang fitri, dunia berubah 100 derajat dari sebelumnya, ya,  karena sebagian orang ada yang kesana dan kesitu,  dan sebagian yang lain ada yang kesitu dan kesana, tidak lain hanya untuk bersilaturrahmi dengan orang-orang yang ada disini dan disana. Aku pun turut andil dalam melaksanakan, mengikuti dan menjalankan budaya, serta tradisi silaturrahmi dihari yang fitri ini.

Idul fitri kali ini aku menuju arah selatan rumah sahabatku. Sekitar kira-kira 20 kilo meter kurang lebih dari rumah ke tempat sahabatku itu. ya. rumahku dan rumahnya (sahabatku) bisa dibilang cukup agak jauh.

Dipertengahan jalan, aku pun berhenti untuk mengisi perutku yang lagi muring-muring kelaparan. Aku pun melihat warung kecil kala itu, dan mampir disana. Warung itu bernamakan warung cak pipi, sebuah warung yang berada sangat jauh dari jalan raya. Pun tidak begitu rame dari orang-orang berbau kapitalis, teroris juga politisi. Ya, warung itu bisa dibilang sangat aman dan nyaman.

Dan disanalah aku duduk sambil melirik kesana, kesini dan kesitu. Nampak warung itu tidak terlalu sempit, juga tidak terlalu lebar, namun, udara sejuk memenuhi warung cak pipi itu.

Setelah sekian lamanya aku terplonga-plongo melihat kesederhanaan warung itu. akhirnya sosok seorang  pemuda berpeci aneh datang padaku. seraya menyapaku yang lagi duduk termenung.

" Cong anu apa been dennak, mak perak ngak lengak an, ngak reng gendeng. (Cong ngapain kamu kesini, kok cuma plonga, plongo kaya orang goblok.) ". Katanya dalam bahasa madura, sambil tersenyum dan seraya memperlihatkan keindahan kumis tipisnya.

"Sampean yang jualan cak?? " tanya ku pada penjaga warung aneh itu.

" Ya, saya yang berjualan diwarung ini. Kenapa?? " jawabnya, sembari melemparkan pertanyaan dengan tegasnya padaku.

"Nggk apa-apa cak, perut saya lapar cak, kebetulan saya lihat warung sampean ini, sekalian mampir mau makan cak! " jawabku  "Saya mau beli nasi disini, ada cak? " tanyaku tambah.

"Banyak " jawabnya cuek.

"Ada nasi apa aja cak? " tanyaku lagi.

" Ada nasi jrengkeng (Nasi yang campur dengan singkong yang sudah dihaluskan), ada nasi peccel, nasi sama tempe, telor dadar dan lalapan. " jawabnya.

" Gak ada nasi yang pake lalapan ayam goreng cak? " tanyaku.

"Gak ada, disini warungnya rakyat kecil, yang pekerjaannya hanya petani, mengangun sapi, dan jualan. bukan warung petinggi dan pejabat negeri " jawabnya.

"Kalo gak mau gk apa-apa, sana pulang..!, cari warung lain,  saya hanya melayani rakyat kecil yang perekonomeanya rendah, dan rakyat yang telah direndahkan oleh mereka para manusia keparat, manusia keparat yang tanpa ada rasa kemanusiaan itu" tambahnya.

Aku pun kaget, dengan jawab cacak penjaga warung itu, saya sama sekali tidak paham, mengapa cacak itu sangat benci dengan pejabat dan petinggi-petinggi negera.

Sebelum kebingunganku memuncak dan perutku semakin lapar, sembari aku memesan makanan nasi pecel dengan lauk tempe dan telor dadar kepada penjaga warung itu. dan pun akhirnya pesananku selesai dan disuguhkan tepat didepan hadapanku, tempat dimana aku telah duduk menikmati udara sejuk kala itu. Tanpa berdoa aku pun menerkam makanan itu, dengan terkaman penuh nafsu.

"Kamu mau kemana cong " tanyanya kepadaku, yang waktu itu sambil menggit tempe koreng pesananku.

"Mau silaturrahmi dengan sahabat saya cak " jawabku simpel.

" Oh bagus, perbanyaklah silaturrahmi, jangan cuma silaturrahmi pada waktu lebaran saja. agar kamu terselamatkan, soalnya ada ayat atau kalo gak hadis aku lupa, yang inti artinya begini " Kesihilah semua yang ada dibumi, maka niscaya yang ada dilangit akan mengasihmu " ungkapnya.

" Enggeh cak siap " jawabku.

"Jangan hanya siap-siapan saja, kesiapanmu itu segera dipersiapkan. agar kamu tidak hanya siap-siapan saja. lakukan!. " ucapnya, dengan nada keras dan raut muka agak marah.

" Enggeh cak " jawabku dengan tegas-keras.

"Lah begitu dong jadi pemuda, harus tegas pun tanggung jawab. jangan sampai menjilat ludahnya sendiri, memalukan!"

" Enggeh cak" jawabku


"Cacak ini kayaknya sedang banyak masalah "fikirku.

" Idul fitri ?  Hmm" katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya sambil tersenyum tidak ihlas .

"Kenapa cak dengan idul fitri? kok kayanya cacak tidak suka dengan adanya idul fitri ? "tanyaku pada cacak itu.

" Hmm ribet mau jawab, takut kamu sakit hati, soalnya banyak orang-orang saat ini terlalu fanatik dengan agamanya, sehingga lupa pada subtansi ajaran agamanya itu sendiri. Agama islam yang katanya agama penyelamat, Rahmatallil 'alamin itu, malah banyak dari agama islam yang menyelamkan(menyakiti, membunuh, dan bahkan Meneror) manusia dan agama lain. Yaa, karena mereka terlalu simpit dalam memaknai agama. sempet karena kefanatikannya dan keegohannya itu."

"Terus cak? " tanyaku. tak paham.

" Kamu ini kuliah ? " tanyanya.

" Enggeh cak, kuliah" jawabku.

" Kuliah dimana ?? "

"Di STAI At-taqwa bondowoso cak " jawabku tegas.

" Oh pantesan kamu gak ngerti-ngerti, kamu kuliah disekolahan tinggi itu toh, kampus bilinguan apa katanya? Haha, aku lupa. "

" Bilingual cak, bukan bilinguan" jawabku agak jengkel.

" Hahahaha, aku kira bilinguan, soalnya banyak dari mahasiswa disana yang diuan (angun/gembala) dijadikan kambing, sapi, kerbau dan hewan sejenisnya oleh mereka pimpinan kampus. " katanya sambil ketawa terbahak-bahak.

" Walah cacak dikira saya ini kambing apa? " tanyaku kesal.

" Hahaha bisa jadi, karena kamu sebenarnya terbodohi oleh mereka, tukang angun itu. siapa yang di angun?? ya kalian itu mahasiswa kambing, yang tidak bisa berbuat apa-apa, yang itu sangat menguntungkan mereka pimpinan kampus. Alasan saya bilang begitu. karena kalian tunduk patuh dengan sistem yang sangat kocar kacir dan brantakan itu, entah kenapa begitu?, entah, kalian tahu tentang kocar-kacirnya sistem kampus itu atau memang terlalu goblok, tolol dan penakutnya kalian. aku tidak paham. "

" Pendidikan kapitalis ya begitu, tidak memikirkan bagaimana anak bangsa ini cerdas, yang itu berdampak bagi kemajuan bangsa ini kedepan, malah ditindas dan diporoti SPP yang begitu mahal. Lucunya, pasca lulus dari sana, kampus bilinguan itu, ternyata sama halnya dengan anjing ompong,tidak ada gunanya." tambahnya. sambil tertawa terbahak-bahak campur kesal.

" Aaah, kok malah ngomong kampusmu itu, hmm gak ada manfaatnya untuk diperbincangkan. Maaf saya ngelantur tadi,cuma satu pesan saya untuk mu cong, ada kata-kata gusdur begini :
"kalau ingin melakukan perubahan, jangan tunduk pada kenyataan, asal yakin dijalan yang benar"

"Enggeh cak siap " kataku

" Kembali keurusan topik yang tadi cong, itu lebih penting,"

"Topik yang mana cak?? " tanyaku lupa.

" Astagfirullah, kamu sudah lupa ? belum berjam-jam duduk disini cong kamu sudah lupa..hmm " katanya, kaget

" Enggeh cak..hehehe " jawabku sambil cengengesan.

" Makanya jangan sering-sering nonton vedio porno yang tidak berguna itu, agar kamu tidak jadi pelupa, terutama lupa kepada dirimu sendiri, camkan itu "

" Hehe enggeh cak " jawabku malu.

"Topik tadi loo, lebaran idul fitri , ingat kan?,saya rasa idul fitri yang merupakan hari besar bagi umat yang beragama islam, yang terus senantiasa diperingati, dirayakan, dan disemarakkan itu. nyatanya pada realitanya, tak jarang bertolak belakang dengan agama itu sendiri."

" Mengapa begitu cak? " tanyaku tak paham.

" Kenapa begitu? ya karena kebertolak-belakangan tersebutlah, sering kali luput dikoreksi,lantaran manusia sibuk mengkemasnya dengan model-model tradisi pragmatis, terjerumus dalam feodalistik, dan terbius oleh wabah kapitalis. ya seperti pakaian baru mu itu loh ! " katanya, sambil menunjukkan jari telunjuknya pada baju baruku.

" Mirisnya lagi, keluhuran nilai, mulai dibantai oleh pusaran kapitalis yang memanfaatkan kelengengahan-kelengahan mereka yang beragama. termasuk kamu cong !. " bentaknya keras penuh amarah.

"Maaf cak " jawabku, ketakutan dengan keringat bercucuran bercampur malu.

"Maka selayaknya kita tidak boleh melupakan nilai dari kefitrian itu, kita harus menjaga dan merawatnya betul-betul. Nilai fitri yang semestinya termakna-pahamkan sebagai ruang baru untuk mengubah pemikiran, gagasan, pandangan, dan juga menghilangkan perspetif negatif; rasa benci, curiga dan perspektif negatif lainnya. Sudah mulai luntur dan hilang. Sebenarnya nilai-nilai ini cong yang harus kita jaga dan kita selamatkan" tegasnya.

"Perlu diingat cong, jika tradisi bertentangan dengan filosofinya, maka akan berimplikasi pada subtansi yang ada pada tradisi itu sendiri. paham cong? "

" Enggeh paham cak, terimakasih cak atas penyampaiannya "

" Ingat jangan nodai Subtansi dan nilai-nilai kefitrian ini. Tak usahlah berterimakasih, yang paling penting laksanakan cong.! " katanya, sambil tersenyum.

"Enggeh cak, saya kerumah sahabat saya dulu cak "

" Oiya cak, Berapa harga nasinya yang tadi itu cak ? " 

"Hmm gk usah gratis, toh kamu orang miskin juga kan?hehe.  Cuma gayanya saja yang sok kaya ..hahaa "

"Terimakasih banyak cak, sampai ketemu lagi cak !, assalamualaikum.! "

"Iyaa, wa alaikumsalam. Hati-hati cong !!"

Akhirnya aku pun melanjutkan perjalanan saya kearah selatan, setelah usai makan-makan diwarung cak Pipi tadi,  warung sederhana yang dipenuhi dengan nilai kemanusiaan itu.

Ahmad Rizal, Gentong, Bondowoso. Jumat, 15 juni, 2018.

Kebahagiaan yang ku Rindukan

Doarr, doaar, doaar, doar, duurrr, duurr, demm...
Bunyi petasan meledak di malam kala itu...

Percikan api dari petasan itu menambah indahnya malam penuh gemerlap bintang...

Malam perayan hari raya idul fitri, hari kemenangan bagi mereka. umat muslim...

Mereka yang kusut, kusam disana dan disitu berlomba-lomba membunyikan petasannya...

Kegembiraan-kegembiraan mulai terlintas dalam wajah kusut, kusamnya...

Tampak senang, ceria tak ada duka, yang kulihat darinya. sama sekali tidak ada duka...

Teriakan tawa dan rintihan bahagia orang-orang bermuka kusut, kusam itu, pun dilantunkan. ketika petasa sudah mulai meledak dan berbunyi memercikkan api indahnya di atas langit....

Heboh, bukan main kala malam itu, ada yang sebagian takut, tapi senang. ada juga yang sebagian menonton dengan suara gelagaknya yang penuh dengan terkakah-kakah..

Senyumnya begitu indah dimalam itu...

Senyuman yang begitu sederhana..

Tersentuh diri ini melihatnya, melihat mereka yang bermuka kusut,kusam itu...

Begitu sederhananya mereka untuk bahagia dan membahagiakan diri...

Cukup hanya dengan satu petasan kecil harga 30 ribu itu pun, mereka sudah sangatlah senang dan bahagia yang begitu luar biasanya...

Apalagi mereka didudukan dikursi mewah, ruangan ber-AC, dengan makan-makan mewah dan nikmat. seperti apakah kebahagian mereka jika berada di tempat itu??...

Diri ini tidak dapat membayangkan, seperti apa kebahagian mereka, entahlah. mungkin sangatlah bahagia dan sangat bahagia...

Terimakasih Tuhan, kau berikan mereka kebahagiaan dihidupnya yang penuh kesederhanaan itu. lindungi dan rawatlah mereka Tuhan, ya, mereka dengan wajah kusut, kusam itu....  

Selamatkanlah mereka dari berbagai kelaliman di negeri ini, Tuhan. Selamatkan lah....

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillah Hilhamdu....

Ahmad RizalGentong, bondowoso 14. juni 2018